Tribun Kaltim Hari Ini

IKN di Kaltim Jadi Saksi 4 Menteri 'Serang' Bahlil Imbas Mundurnya Airlangga dari Ketua Umum Golkar

IKN di Kaltim menjadi saksi empat menteri "menyerang" Bahlil Lahadalia, efek mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Tribun Kaltim
Tribun Kaltim Hari Ini. Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi saksi empat menteri "menyerang" Bahlil Lahadalia, efek mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi saksi empat menteri "menyerang" Bahlil Lahadalia, efek mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Nama Bahlil Lahadalia sendiri muncul sebagai salah satu kandidat Ketua Umum Golkar.

Di tengah rumor itu, baik Bahlil Lahadalia dan Airlangga Hartarto justru terlihat akrab saat sarapan bersama menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya di area embung IKN, Senin (12/8).

Lucunya, Bahlil yang kini menjabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) "diserang" empat menteri soal kursi saat menunggu sidang kabinet perdana di IKN.

Baca juga: Pengamat Ungkap Mundurnya Airlangga Hartarto Ada Kaitannya dengan Dugaan Kasus Ekspor Minyak Sawit

Baca juga: Mundur Sebagai Ketua Umum Golkar, Inilah Rekam Jejak Airlangga Hartarto Selama Menjabat

Awalnya, Menko Perekonomian Airlangga yang memakai baju batik panjang dan topi, Bahlil yang juga memakai batik, sama-sama sedang berdiri.

Sementara itu, beberapa menteri lain seperti Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Menteri ATR/BPN Agus
Harimurti Yudhoyono, Mendagri Tito Karnavian dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tampak berkumpul dengan posisi duduk dan berdiri mengelilingi sebuah meja bundar.

"Duduk Pak Airlangga, kalau ada Pak Airlangga nanti (kita) difoto wartawan," kata Menkeu Sri Mulyani kepada Airlangga dilansir tayangan YouTube KompasTV, Senin (12/8).

Saat itu hanya tersisa satu kursi yang ada di samping Sri Mulyani.

Airlangga lantas duduk di kursi tersebut.

Kemudian Bahlil tiba-tiba mengambil kursi dari sisi kanan kerumunan para menteri.

Rupanya kursi tersebut sebelumnya didukuki oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Saat Bahlil akan duduk di kursi yang dibawanya, Airlangga spontan melontarkan candaan yang menyebut kursi Kapolri saja diambil oleh Bahlil.

Baca juga: DPD Partai Golkar Kaltim Belum Bersuara soal Mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketua Umum

"Kursinya Pak Kapolri aja diambil sama Pak Bahlil," kata Airlangga sambil menunjuk Bahlil.

Para menteri yang hadir di lokasi tersebut langsung tertawa lepas mendengar candaan Airlangga.

Ada pula menteri bertepuk tangan.

Nama Airlangga dan Bahlil memang sedang menjadi sorotan lantaran posisi Ketua Umum Partai Golkar.

Airlangga yang menyatakan mundur sebagai Ketua Umum Golkar dikabarkan akan digantikan oleh Bahlil.

Tidak hanya Bahlil, sejumlah nama wakil ketua umum (Waketum) Golkar juga menguat untuk menggantikan posisi Airlangga.

Sri Mulyani kembali melontarkan candaan untuk Bahlil.

"Tadi malam dia (Menteri Bahlil) bilang suara saya aja diambil," katanya yang disambut tawa riuh para menteri lainnya.

Baca juga: Nama-nama Calon Pengganti Airlangga Hartarto yang Mundur dari Ketua Umum Golkar

Saat menyatakan hal itu memang terdengar suara Sri Mulyani sedang dalam kondisi serak.

"Masuk barang itu," Bahlil kembali menimpali gurauan rekan-rekannya.

Setelah momen bercanda tersebut, para menteri langsung berpose bersama untuk diabadikan wartawan.

Saat berfoto tersebut Bahlil kemudian diminta untuk berada di posisi paling depan.

Bahlil yang awalnya duduk disamping Menkes, kemudian jongkok di depan para menteri lainnya.

Menaker Ida Fauziyah kemudian mengatakan bahwa Bahlil tidak butuh kursi, yang kemudian ditimpali Menteri PUPR Basuki bahwa Bahlil sudah punya kursi sendiri.

"Kalau kita kursinya spesial. Kalau engga ada kita kasi," timpal Bahlil, merespon seloroh para rekan sejawatnya tersebut.

Dalam moment itu, Airlangga dan Bahlil sempat berfoto bersama di depan awak media.

Baca juga: Lengkap Pernyataan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Muhadjir Effendy, Tri Rismaharini di Sidang MK

Bahlil pun menjelaskan bahwa momen tersebut tercipta karena dirinya dan Airlangga adalah sahabat baik.

"Saya sama dia kan sahabat baik, kami kan biasa aja. Biasalah ngomong kerjaan," kata Bahlil saat memberikan keterangan pers di Istana Garuda, IKN, dikutip dari Antaranews.

Namun, Bahlil enggan menjawab saat ditanya mengenai kepengurusan Golkar usai pengunduran diri Airlangga.

Dia mengaku, bukan pengurus di jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar sehingga tidak mengetahui nasib kepengurusan usai ditinggal Airlangga.

"Saya enggak tahu ya, saya betul kader Golkar tapi sekarang kan bukan pengurus DPP, jadi saya tidak tahu apa yang terjadi di sana," ujarnya.

Bahlil juga enggan berkomentar saat ditanya soal kesiapan Golkar menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sepeninggal Airlangga.

"Saya no comment kalau itu," kata Bahlil.

Sebagaimana diberitakan, Airlangga dalam pengumumannya menyampaikan bahwa surat pengunduran diri sebagai Ketum Golkat sudah diajukan secara resmi sejak Sabtu, 10 Agustus 2024 malam.

Baca juga: Ketua TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD Silaturahmi Idul Fitri ke Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto

“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua Umum DPP Partai Golkar," ujar Airlangga dalam video, Minggu (11/8).

Airlangga mengaku mundur demi menjaga keutuhan Partai Golkar dan menjamin stabilitas transisi pemerintahan yang akan segera berlangsung.

Ia terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar pada tahun 2019 untuk masa jabatan sampai akhir 2024.

Invisible Hands

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin berpandangan bahwa ada upaya menguasai Partai Golkar usai Airlangga Hartarto secara mengejutkan menyatakan pengunduran diri.

“Kelihatannya ini invisible hands ya, tangan-tangan kekuasaan, ya mengarah kepada siapa lagi yang sedang berkuasa saat ini. Ingin mendongkel Airlangga, menempatkan orang-orangnya menjadi katakanlah ketua umum maupun pengurus-pengurus yang lain,” kata Ujang kepada Kompas.com, Senin (12/8).

Ujang menilai, ada upaya mendongkel Airlangga dari posisi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar yang bisa saja melalui tekanan seperti mengangkat perkara hukum.

“Saya melihat Ketum Golkar saat ini, Airlangga ditekan habis-habisan, mungkin akan diangkat kasus hukumnya dan lain sebagainya. Skemanya tadi, mendongkel Airlangga agar nanti ketum, pelaksana tugas (plt)-nya digantikan oleh orang yang manut
kepada kekuasaan saat ini,” ujarnya.

Baca juga: Ormas Dapat Jatah Kelola Lahan Tambang, Airlangga Hartarto: Ada Ormas yang Diprioritaskan

Upaya pendongkelan terhadap Airlangga tersebut, menurut Ujang, dilakukan secara kasat mata dan menghalalkan segala cara demi menguasai partai yang memeroleh suara terbanyak kedua pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tersebut.

“Ini kan sebenarnya sangat jelas, sangat kasat mata ya permainan yang menurut saya, melakukan segala cara, menghalalkan segala cara untuk merebut Golkar dengan kekuasaan,” katanya.

Usai Airlangga mundur, Ujang pun memprediksi bahwa sejumlah orang yang dekat dengan kekuasaan saat ini bakal ditempatkan dalam posisi penting di Partai Golkar.

Sehingga, partai tersebut bisa dikendalikan.

Bantah terkait hukum

Sejumlah elite Golkar menegaskan bahwa mundurnya Airlangga tidak terkait dengan kasus hukum.

Sebab, Kejaksaan Agung (Kejagung) bakal memeriksanya terkait kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunan tahun 2021 serta kelangkaan minyak goreng.

"Enggak lah. Saya kira gini, saya juga baru tahu ya, ternyata pengunduran dirinya itu tadi malam. Terus saya lagi di Pontianak, pagi-pagi saya dapat telepon, suruh ke Jakarta, langsung ke rumah Pak Airlangga. Mendengarkan langsung ya penjelasan, dan langsung kemudian membuat video itu," ujar Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Minggu.

Baca juga: Mundur Sebagai Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto Singgung Soal Demokrasi Indonesia

Menurut Doli, berdasarkan penjelasan Airlangga, pengunduran diri dilakukan karena masalah pribadi.

"Beliau lebih memilih untuk berkonsentrasi sebagai Menko Perekonomian di dalam menjalankan atau melancarkan proses masa transisi dari pemerintahan Pak Jokowi-Ma'ruf Amin kepada Pak Prabowo dan Pak Gibran,” katanya.

Istana buka suara

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menegaskan, pengunduran diri Airlangga Hartarto tidak terkait dengan Presiden Joko Widodo.

Menurut Ari, keputusan tersebut sepenuhnya merupakan hak dan pilihan pribadi Airlangga.

"Pengunduran diri Bapak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah pilihan/hak pribadi beliau yang selanjutnya sepenuhnya menjadi urusan internal Partai Golkar," ujar Ari saat dikonfirmasi, Senin (12/8).

"Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden," tambahnya. Ia juga menambahkan, Airlangga Hartarto tetap menjalankan tugasnya sebagai Menko Perekonomian dan mendampingi Presiden Jokowi di Ibu Kota Nusantara.

"Dari semalam sampai hari ini beliau mendampingi Bapak Presiden di Ibu Kota Nusantara," katanya.

Baca juga: Bikin Video Khusus! Luhut Pasang Badan Jaga Airlangga Hartarto yang Digoyang Isu Munaslub Golkar

Kandidat Plt Ketum Golkar:

1. Adies Kadir
Waketum Bidang Hukum, Ketum MKGR

2. Bambang Soesatyo
Waketum (Madya), Ketua MPR RI

3. Ahmad Doli Kurnia Tandjung
Waketum Bidang Pemenangan Pemilu, Ketua Komisi II DPR RI

4. Firman Soebagyo
Waketum, Anggota DPR RI

5. Agus Gumiwang Kartasasmita
Waketum Bidang Perekonomian, Menteri Perindustrian.

6. Dito Ariotedjo
Waketum, Menteri Pemuda dan Olahraga

7. Nurdin Halid
Waketum (Pratama)

8. Nurul Arifin
Waketum Bidang Komunikasi dan Informasi

9. Kahar Muzakir
Waketum Bidang Kepartaian, Anggota DPR RI

10. Melchias Marcus Mekeng
Waketum Bidang Hubungan Kelembagaan, Anggota DPR RI

11. Roem Kono
Waketum Bidang Badan Bencana Alam, Duta Besar untuk Bosnia dan Herzegovina.

12. Ridwan Kamil
Waketum Bidang Penggalangan Pemilih, Co-Chair Bappilu, digadang-gadang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju sebagai calon gubernur Jakarta 2024.

* Rapat pleno menentukan Plt ketua umum digelar Selasa (13/8). (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved