Menanam Inspirasi: Kisah Karyawan Pupuk Kaltim Merintis Pertanian Hidroponik
Ketika pertama kali bergabung menjadi karyawan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) pada tahun 2008, tak pernah terlintas di pikiran Ali Luthfi
Penulis: Iklan Tribun Kaltim | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Ketika pertama kali bergabung menjadi karyawan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) pada tahun 2008, tak pernah terlintas di pikiran Ali Luthfi bahwa ia akan tertarik untuk menjadi petani.
Namun berbekal pengalaman bekerja di Pupuk Kaltim yang membuatnya sering bersinggungan dengan industri pertanian, pria kelahiran Demak, 8 Februari 1986 ini sukses merintis Bara Farm, pertanian hidroponik buah dan sayuran di Bontang, Kalimantan Timur.
“Sebenarnya saya tidak punya pengetahuan tentang bertani. Tapi saya memang selalu tertarik dengan pertanian, apalagi saya bekerja di Pupuk Kaltim.
Baca juga: Hadapi Musim Tanam Oktober 2024-Maret 2025, PKT Pastikan Ketersediaan 286.771 Ton Pupuk Subsidi
Awalnya saya mencoba hidroponik untuk memanfaatkan waktu luang. Kebetulan, halaman belakang rumah saya juga bisa dimanfaatkan.
Saya mulai menanam sayur dan buah seperti kangkung, pakcoy dan melon. Ketika panen, saya bagikan ke tetangga dekat rumah agar bisa sama-sama menikmati,” ujar pria yang saat ini menjabat sebagai AVP Pemeliharaan Bangunan dan Sarana Pupuk Kaltim.
Tahun 2017 lalu, sebelum Bara Farm lahir, Luthfi lebih dulu mencoba peruntungan menjadi petani konvensional. Tapi sayangnya, karena pengetahuannya tentang bertani masih minim, dalam waktu dua tahun, Luthfi tidak berhasil mengembangkan usahanya.
Tak patah semangat, di tahun 2019 Luthfi mencoba peruntungan dengan bertani menggunakan sistem hidroponik.
''Saya mulai membangun greenhouse ukuran 6x6 meter yang saya tanami sayur dan melon. Ternyata pelan-pelan mulai berkembang, sampai saat ini saya mengelola lima greenhouse melon dan tiga greenhouse sayur.
Saat ini, saya dibantu istri dan tim sedang mempersiapkan tambahan enam greenhouse lagi untuk melon. Alhamdulillah, sekarang ini Bara Farm bisa menghasilkan hingga rata-rata 30-50 kilogram sayuran per hari dan 1,5-2 ton melon per bulan,'' tambah Luthfi.
Luthfi selalu bisa menyeimbangkan waktu dan perannya sebagai karyawan Pupuk Kaltim dan petani hidroponik. Apalagi, ia selalu mendapatkan dukungan dari rekan kerjanya di Pupuk Kaltim untuk terus mengembangkan usahanya.
Luthfi pun selalu berusaha berbagi ilmu dengan petani-petani muda di sekitar wilayah domisilinya. Banyak generasi muda yang tertarik mengikuti jejak Luthfi dan berguru ke Bara Farm. Semua diterima Luthfi dengan tangan terbuka.
''Alhamdulillah, saat ini Bara Farm sudah cukup dikenal di Kalimantan Timur. Saya juga selalu berusaha meluangkan waktu berbagi ilmu pertanian hidroponik dengan calon-calon petani muda di Kalimantan Timur.
Operasional Bara Farm juga membuka pintu rezeki pekerjaan bagi banyak orang. Karena itulah, lewat Bara Farm, saya mendapatkan penghargaan sebagai Duta Petani Milenial Kalimantan Timur dari Kementerian Pertanian selama dua tahun berturut-turut,'' kata Luthfi.
Menjalankan usaha tani hidroponik tentu bukan tanpa tantangan. Itu juga yang dirasakan Luthfi, bahkan sampai saat ini.
Salah satu tantangan terbesar adalah biaya investasi. Tapi dengan ketekunan, Luthfi bisa keluar dari kesulitan dengan mengutamakan konsistensi dalam mutu panen. Selain itu, Luthfi juga terus memacu diri untuk menciptakan inovasi yang positif, terutama soal pemasaran.
| Kodam VI/Mulawarman Gairahkan Lagi Pertanian Modern Hidroponik Demi Kemandirian Pangan |
|
|---|
| 260 Wartawan Siap Bertanding di Pupuk Kaltim Porwada 2025 Bontang |
|
|---|
| Peringati Hari Tani Nasional, PKT Perkuat Dukungan Pertanian Berkelanjutan Lewat Agrosolution |
|
|---|
| Menumbangkan Loktuan, Tanjung Laut Akhirnya Angkat Trofi Pupuk Kaltim Cup 2025 |
|
|---|
| Final Pupuk Kaltim Cup 2025, Loktuan vs Tanjung Laut, Adu Gengsi dan Ketajaman Ujung Tombak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.