Ibu Kota Negara

Kisah Pekerja IKN Nusantara Sukar Tidur hingga Terjangkit DBD, Kuras Biaya Sampai Rp 22 Juta

Kisah pekerja IKN Nusantara sukar tidur hingga terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Kuras biaya pengobatan hingga Rp22 juta.

Kolase Tribun Kaltim
Ilustrasi IKN dan DBD - Kisah pekerja IKN Nusantara sukar tidur hingga terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Kuras biaya pengobatan hingga Rp22 juta. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kisah pekerja IKN Nusantara sukar tidur hingga terjangkit demam berdarah alias DBD. 

Dari informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co, ada pekerja IKN Nusantara yang terjangkit DBD hingga kuras biaya pengobatan hingga Rp22 juta.

Salah satunya dibeberkan Sohibul (32), pekerja konstruksi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).

Ia merupakan salah satu pekerja yang sempat terpapar demam berdarah atau DBD.

Baca juga: Pengelola HPK Lakukan Segala Upaya Cegah DBD Terhadap 11.800 Pekerja IKN di Sepaku

Ditemui di ruang 101 salah satu tower di Hunian Pekerja Konstruksi di kawasan IKN, Sepaku, Penajam Paser Utara, ia pernah mengalami demam tinggi dan terpaksa libur selama sepekan.

Saat itu, keluhan yang sama juga dialami 15 teman sekamarnya yang kebetulan sama-sama berasal dari Jember, Jawa Timur.

“Saat itu beberapa teman sudah ada yang dirawat di rumah sakit dan dinyatakan demam berdarah. Intinya hampir bersamaan kami sekamar tumbang karena demam tinggi,” kata Sohibul.

Beruntung, kondisi Sohibul tak separah kawan-kawannya yang lain. 

Ketika kawan kawan sekamarnya sebagian besar harus menjalani rawat inap, ia cukup menjalani rawat jalan.

“Sempat saya dapat infus ketika periksa, tapi tak sempat opname. Saya istirahat di barak dan dirawat oleh kawan lain yang sudah sembuh. Intinya kami saling merawat dan saling menguatkan,” kata Sohibul.

Masih menurut Sohibul, dari 15 kawan sekamarnya, ada satu orang yang paling parah dan harus opname selama delapan hari.

Ia menjelaskan biaya perawatan salah satu teman tersebut habis Rp 22 juta.

“Alhamdulillah, semua ditanggung perusahaan tempat kami bekerja. Kami hanya mengeluarkan biaya untuk kebutuhan lain-lain selama perawatan di rumah sakit. Tapi ya hitungannya susah, karena tak bisa bekerja,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, kabupaten Penajam Paser Utara terdeteksi menempati urutan kedua nasional Incident Rate DBD.

Data tersebut diperoleh dari data resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian kesehatan RI di periode 18 Oktober 2024.

Dari kisah Sohibul, diketahui bahwa kasus DBD di kawasan IKN sudah berlangsung sejak lama, setidaknya sejak Juni Juli kasus DBD sudah banyak ditemukan di sejumlah pekerja IKN.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved