Ibu Kota Negara

IKN Kaltim Disorot Arsitektur Top Jepang, Alasan Indonesia tak perlu Pindah Ibu Kota, Ekonomi Jatuh

IKN Kaltim disorot Arsitektur top Jepang, Riken Yamamoto. Ia menyebut alasan Indonesia tak perlu pindah ibukota. Singgung perekonomian bakal jatuh.

Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO/HO
KAWASAN IKN KALTIM – Kawasan IKN Kaltim. Arsitektur Top Jepang, Riken Yamamoto sorot IKN Kaltim. Ia menyebut alasan Indonesia tak perlu pindah ibukota. Singgung perekonomian bakal jatuh. 

Sebab, menurutnya, Jakarta masih memiliki daya tarik cukup besar di mata dunia.

"Upaya (membenahi Jakarta) bisa dibantu oleh para arsitek setempat dan pendanaan dari bantuan pemerintah."

"Semua duduk bersama, musyawarah yang baik, bukan main menang sendiri," ungkapnya.

"(Karena) pengaruh Jakarta cukup besar di dunia, karena terlihat memiliki power yang luar biasa besar."

 "Jadi Jakarta bukan hanya untuk rakyat Indonesia sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dunia," katanya.

Perbaikan Jakarta

Menurut Riken Yamamoto perbaikan kondisi Jakarta harus dimulai dari kesejahteraan kampung kampungnya.

Kampung kampung harus jadi tempat yang nyaman indah enak dihuni bagi sebanyak mungkin penduduknya sehingga menghasilkan kekuatan  yang luar biasa dalam kerjasama penduduk kampung tersebut.

"Upaya bersama tenaga bersama itu dibantu oleh para arsitek setempat dan pendanaan dari bantuan pemerintah.

Semua duduk bersama bicara dengan musyawarah yang baik bukan main menang sendiri mentang-mentang dunitnya dari pemerintah atau dari pihak lain," katanya.

Kampung ditata ulang dengan baik dan bersih, infrastruktur dibangun dengan baik, menghidupkan kampung sehingga bisa memberdayakan dirinya sendiri menghasilkan penghasilan bagi dirinya. 

"Kalau sudah bagus pasti wisatawan akan datang tertarik untuk melihat perkampungan yang cantik tersebut.

Dari para turis itulah uang akan masuk ke perkampungan pula dengan menjual menawarkan berbagai hal kepada turis."

Selain itu perkampungan yang ditata ulang kalau mau dibangun baru harus maksimal dua lantai jangan lebih dari itu.

"Terlalu tinggi akan membuat hambatan komunikasi dan sosialisasi, menjadi kurang akrab karena terpisah jauh.

Belum lagi kalangan lansia akan sulit berlalu lintas turun naik tangga jadi susah bagi lansia."

Baca juga: Kisah Pekerja IKN Nusantara Sukar Tidur hingga Terjangkit DBD, Kuras Biaya Sampai Rp 22 Juta

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved