Berita Kukar Terkini

Kapten Kapal Hilang Misterius Saat Menyelam Perbaiki Tugboat di Perairan Muara Kaman Kukar

Seorang kapten kapal Tug Boat Bella I, Alman (36), dilaporkan hilang misterius saat menyelam untuk memperbaiki propeler kapal

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
HO/BPBD Kukar
Operasi pencarian yang dilaksanakan di lokasi kejadian melibatkan berbagai pihak, antara lain Basarnas, Ditpolairud Polda Kaltim, BPBD Kukar, dan masyarakat sekitar. Sebagai penutup, Basarnas juga mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati saat melakukan aktivitas di perairan, terutama dalam kondisi yang berisiko tinggi.  

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Insiden memilukan terjadi di perairan Desa Bukit Jering, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Minggu (22/12/2024). 

Seorang kapten kapal Tug Boat Bella I, Alman (36), dilaporkan hilang misterius saat menyelam untuk memperbaiki propeler kapal yang tersangkut tali.

Hingga saat ini, jejak Alman belum ditemukan, dan keluarga serta rekan kerjanya terus dilanda kecemasan.

Alman diketahui terjun ke dalam perairan sekitar pukul 15.10 Wita, mengenakan kaos abu-abu dan membawa gergaji besi untuk memotong tali yang tersangkut pada propeler kapal. 

Baca juga: Polisi Jadwalkan Periksa Kapten Kapal di Insiden Tenggelamnya Wisatawan asal Samarinda di Bontang

Tali tersebut menghambat perjalanan kapal Tug Boat Bella I yang sedang beroperasi di wilayah perairan Muara Kaman.

Saksi mata, Ardan, yang merupakan rekan kerja Alman di kapal, menceritakan detik-detik terakhir sebelum korban hilang. 

"Awalnya saya kira dia sedang fokus bekerja, tapi lama-kelamaan saya merasa ada yang tidak beres. Setelah lebih dari 30 menit, Alman tak kunjung muncul ke permukaan," ujarnya, Senin (23/12/2024).

Pada Senin pagi, 23 Desember 2024, sekitar pukul 08.00 Wita, laporan resmi mengenai hilangnya Alman diterima oleh Pos SAR Samarinda melalui Kapolsek Muara Kaman, Iptu Gede Wijaya. 

Mendengar laporan tersebut, tim penyelamat segera bergerak menuju lokasi kejadian yang terletak 84 kilometer dari Pos SAR Samarinda. 

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan, Dody Setiawan, menyatakan bahwa tim SAR harus menempuh perjalanan yang cukup menantang.

Baca juga: Hasil Penyidikan Kasus Kapten Kapal Hilang di Perairan Bontang Belum Bisa Diungkap

"Perjalanan menuju lokasi memakan waktu sekitar empat jam. Meski kondisi geografis dan logistik cukup sulit, kami akan berupaya semaksimal mungkin," katanya.

Upaya Tim SAR

Operasi pencarian yang dilaksanakan di lokasi kejadian melibatkan berbagai pihak, antara lain Basarnas, Ditpolairud Polda Kaltim, BPBD Kukar, dan masyarakat sekitar. 

Dengan peralatan canggih seperti perahu karet Basarnas, truk personel, kendaraan D-Max Double Cabin, serta perlengkapan medis dan komunikasi, tim SAR berusaha maksimal untuk menemukan Alman. 

Namun, pencarian semakin berat dengan kondisi perairan yang penuh tantangan, termasuk arus deras dan visibilitas yang sangat terbatas.

"Kondisi lapangan tidak ideal untuk operasi penyelamatan. Kami terus berupaya meski harapan mulai diuji. Kami harap dapat menemukan tanda-tanda keberadaan Alman secepat mungkin," tambah Dody Setiawan.

Dody juga mengimbau masyarakat sekitar untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika menemukan jejak atau tanda-tanda keberadaan Alman. 

"Setiap informasi sekecil apapun sangat berarti dalam situasi seperti ini. Kami mengandalkan bantuan dari masyarakat yang mungkin bisa memberikan petunjuk," ujarnya.

Baca juga: Hari Ketiga, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak untuk Cari Kapten Kapal yang Hilang di Perairan Bontang

Pencarian ini menjadi sangat krusial bagi keluarga, rekan kerja, dan masyarakat setempat, yang berharap agar pencarian Alman segera membuahkan hasil. 

Tim SAR yang bekerja keras di lapangan terus berjuang menghadapi tantangan alam, demi menemukan seorang kapten kapal yang hilang di kedalaman perairan Muara Kaman.

Sebagai penutup, Basarnas juga mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati saat melakukan aktivitas di perairan, terutama dalam kondisi yang berisiko tinggi. 

"Kondisi alam seperti ini dapat mengancam keselamatan, jadi kami imbau agar setiap orang yang bekerja atau beraktivitas di perairan selalu memperhatikan keselamatan," tutup Dody Setiawan.

Hingga saat ini, pencarian Alman terus dilakukan, dan setiap perkembangan akan segera disampaikan oleh pihak berwenang. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved