Ibu Kota Negara

Kelanjutan IKN Kaltim di Tahun 2025, Tantangan Anggaran yang Lebih Kecil hingga Deforestasi Masif

Kelanjutan pembangunan proyek IKN Kaltim di tahun 2025, tantangan anggaran yang lebih kecil dibanding sebelumnya hingga deforestasi yang kian masif

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Ahmad Riyadi
IKN KALTIM - Penampakan pembangunan proyek IKN Kaltim. Foto diambil tahun 2024 lalu. Kelanjutan pembangunan proyek IKN Kaltim di tahun 2025, tantangan anggaran yang lebih kecil dibanding sebelumnya hingga deforestasi yang kian masif. 

Adapun Istana Wakil Presiden baru mencapai 24 persen.

Baca juga: Berubah Drastis dalam 2 Tahun! Ini Potret Perubahan Hutan di IKN Nusantara yang Terekam Satelit NASA

Ancaman Deforestasi dan Daya Dukung Lingkungan

Pembangunan infrastruktur yang masif di IKN dianggap berpotensi merusak lingkungan, seperti deforestasi, pencemaran air, dan perubahan iklim mikro.

Mengutip data Forest Watch Indonesia (FWI), dalam kurun waktu tiga tahun (2018-2021) saja, deforestasi di wilayah IKN mencapai 18.000 hektar, dengan 14.010 hektar di antaranya berada di hutan produksi.

Kemudian, 3.140 hektar di Area Penggunaan Lain (APL), sisanya 807 hektar di Tahura, 9 hektar Hutan Lindung, dan 15 hektar di area lainnya.

Sementara sepanjang 2022 sampai Juni 2023, luas areal terdeforestasi mencapai 1.663 hektar.

Hal ini juga sejalan dengan adanya penampakan perubahan tutupan yang ditampilkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 2024.

Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Rio Rompas menengarai, deforestasi di IKN yang demikian masif, telah mengakibatkan berbagai dampak negatif, seperti hilangnya habitat flora dan fauna, erosi tanah, dan pencemaran.

Lebih dari itu, deforestasi hutan alam ke depan dapat menghilangkan fungsi hutan sebagai konservasi air dan tanah, pengatur iklim mikro, serta sumber pangan dan obat-obatan bagi masyarakat.

Tantangan lainnya adalah adaptasi masyarakat lokal dengan perubahan sosial dan budaya yang cepat akibat pembangunan IKN

Jika adaptasi tidak berjalan dengan baik, berpotensi menyulut konflik sosial akibat perbedaan kepentingan antara masyarakat lokal dengan pihak pengembang atau pemerintah.

Ketersediaan energi yang besar untuk mengoperasikan kota baru juga merupakan tantangan yang signifikan. 

Demikian halnya dengan pengelolaan sampah dalam jumlah besar yang dihasilkan oleh aktivitas manusia di IKN memerlukan sistem pengelolaan yang modern dan efisien.

Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, IKN memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia dan menjadi contoh kota pintar yang berkelanjutan.

Sebagaimana dikatakan Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi.

Menurutnya, IKN menawarkan potensi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved