Berita Nasional Terkini

Penyesalan Syahruna, Operator Mesin Cetak Uang Palsu UIN, Belum Mahir Gunakan Alat Sudah Tertangkap

Penyesalan Syahruna, sosok operator mesin cetak uang palsu UIN Makassar, gagal produksi uang palsu senilai Rp 50 triliun.

Kolase Tribunnews/TribunJatim
Uang palsu UIN Makassar dan sosok Syahruna operator mesin cetak uang palsu 

Syahruna sebagai operator mesin pecetak uang dibantu tersangka lain bernama Ibrahim.

"Ibrahim dia koordinator tempat dan situasi," ujar Syahruna.

Syahruna juga mengakali lokasi pembuatan uang palsu di perpustakaan UIN Makassar yang ada di lantai bawah dekat sudut kamar mandi dengan sengaja disekat untuk menaruh mesin pencetak uang palsu.

"Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup," timpalnya.

Syahruna mengurai, produksi uang palsu dimulai dari jam 11.00 menjelang siang hingga 17.00 sore.

Seminggu sebelum terbongkar, pabrik semakin menggenjot produksinya, bahkan Syahruna harus lembur hingga pagi.

Para pencetak uang palsu ini diperintahkan agar bekerja sesuai jam kantor karena mereka takut ketahuan oleh sekuriti yang patroli secara rutin.

Ditambah saat produksi, mesin mengeluarkan suara sehingga bisa menimbulkan kecurigaan.

Belakangan terungkap, mesin pencetak uang palsu itu berasal dari China dan dibeli dengan harga Rp 600 juta.

Syahruna menyebut, mesin memiliki tingkat presisi yang tinggi dibandingkan mesin cetak pada umumnya.

Dari pengakuannya, Syahruna menyebut tidak ada rencana pabrik itu memproduksi uang asing.

Hanya saja, Syahruna sempat mendapat orderan uang palsu untuk Pilkada 2024.

"Ada pesanan katanya berapa miliar untuk Pilkada. Saya tidak menanggapi begitu serius," terangnya.

Di akhir, Syahruna bersedia bergabung karena dijanjikan mendapatkan bagian uang palsu.

Setiap 10 lembar uang yang diproduksi, Syahruna mendapatkan 1 bagian.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved