Berita Kukar Terkini
Tanggapan Anggota DPRD Kaltim Firnadi Ikhsan Terkait Tambang Pasir Silika di Kukar
Meski menjanjikan peluang ekonomi besar, Ini tanggapan Anggota DPRD Kaltim daerah pemilihan (dapil) Kukar Firnadi Ikhsan
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG – Tambang pasir silika di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) mencuri perhatian dengan cadangan mencapai 2 miliar metrik ton (MT) dan area tambang potensial seluas 50 ribu hektare.
Meski menjanjikan peluang ekonomi besar, Anggota DPRD Kaltim daerah pemilihan (dapil) Kukar, Firnadi Ikhsan, memperingatkan risiko lingkungan yang tidak bisa dianggap remeh.
Firnadi menyoroti lokasi tambang yang berada di kawasan Danau Kaskade Mahakam, yang mencakup Danau Semayang, Melintang, dan Jempang.
Baca juga: Edi Damansyah Minta Pasir Silika di Kukar Tidak untuk Ekspor Mentah
Wilayah ini tidak hanya menjadi pusat ekonomi masyarakat lokal, tetapi juga habitat kritis bagi Pesut Mahakam, spesies langka yang kian terancam punah.
“Potensi ekonomi ini besar, tetapi dampaknya bisa menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan bijak.
Danau Kaskade adalah penopang utama perekonomian dan kelestariannya harus diutamakan,” ujar Firnadi, Sabtu (4/1/2025).
Firnadi mengingatkan bahwa Danau Kaskade masuk dalam daftar danau prioritas nasional. Selain menjadi sumber utama pasokan ikan untuk masyarakat, kawasan ini juga berperan menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut.
"Kerusakan ekosistem akan membawa dampak besar, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat," tegasnya.
Ia meminta pemerintah daerah hingga pusat, bersama DPRD dan pihak terkait, untuk melakukan kajian mendalam sebelum memutuskan eksplorasi.
Menurutnya, keputusan harus berbasis evaluasi komprehensif yang menjamin keberlanjutan lingkungan sekaligus manfaat ekonomi jangka panjang.
Politisi Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) ini menegaskan tidak ada alasan untuk tergesa-gesa menggarap tambang pasir silika ini.
“Kalau belum ada urgensi, kita harus mengambil waktu untuk melakukan kajian yang matang.
Jangan sampai eksplorasi ini hanya berfokus pada keuntungan ekonomi sementara, tapi merusak kehidupan masyarakat dan lingkungan di masa depan,” tandasnya.
Dengan potensi tambang pasir silika sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang besar, keputusan berada di tangan para pemangku kebijakan.
Namun, Firnadi mengingatkan bahwa keuntungan ekonomi tidak boleh mengorbankan lingkungan dan masyarakat. "Ini bukan hanya soal tambang, ini soal masa depan masyarakat Kaltim," tutup Firnadi tegas. (*)
Asuransi Pertanian di Kukar Tanggung Gagal Panen, Klaim Rp4,6 Juta per Hektare |
![]() |
---|
Bapenda Kukar Pastikan PBB 2025 Tidak Naik |
![]() |
---|
Desa Lebak Cilong Kukar Buka Usaha di Koperasi Merah Putih Jual LPG dan Brilink |
![]() |
---|
Pemkab Kukar Dorong Koperasi Merah Putih Kaltim Bersiap Masuk Tahap Operasional |
![]() |
---|
Tak Disiplin dan Langgar Etika, Kapolres Kukar Dicopot, Pengganti AKBP Dody Surya Datang dari Berau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.