Berita Samarinda Terkini
Ujian Nasional Kembali Diberlakukan, DPRD Samarinda: Motivasi Siswa untuk Giat Belajar
Ujian nasional kembali diberlakukan, DPRD Samarinda sebut hal ini sebagai motivasi siswa untuk giat belajar.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ujian nasional (UN) jenjang SD, SMP dan SMA akan kembali diberlakukan tahun ini.
Kebijakan ini menuai berbagai tanggapan, salah satunya dari anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi.
Ismail menilai bahwa kembali diberlakukannya UN dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk lebih giat belajar.
Sistem pendidikan di Indonesia dinilai memerlukan mekanisme yang mampu memotivasi siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi.
"Masyarakat kita itu membutuhkan pemicu supaya mau belajar. Jika tidak ada tekanan, semangat belajar bisa menurun. Kita bisa lihat China, yang memiliki ekonomi tinggi dan pendidikan yang maju, karena masyarakatnya ditekan dengan sistem ujian,” kata Ismail.
Baca juga: Andi Harun 2 Periode, Ketua Komisi I DPRD Samarinda Samri Shaputra: Perencanaan Harus Lebih Matang
Ismail juga membandingkan sistem pendidikan di negara lain, seperti Finlandia, yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Di negara tersebut tidak ada pekerjaan rumah (PR), jam belajar lebih singkat, dan tidak ada UN.
Hanya saja, ia menilai bahwa kebijakan semacam itu belum tentu cocok diterapkan di Indonesia.
“Finlandia memiliki sistem pendidikan terbaik, tetapi karakteristik masyarakatnya berbeda dengan kita. Tidak bisa serta-merta diterapkan di sini tanpa melihat kondisi sosial dan budaya yang ada,” ujarnya.
Baca juga: DPRD Samarinda Beri Waktu Pengembang Perumahan Keledang Mas hingga Rabu untuk Tangani Dampak Longsor
Ismail menegaskan bahwa UN tetap relevan sebagai alat untuk mengukur kualitas pendidikan.
Ia menilai bahwa tanpa standar yang jelas, sulit untuk memastikan kompetensi siswa secara nasional.
Meski mendukung diberlakukannya kembali UN, Ismail berharap pemerintah dapat memastikan pelaksanaannya lebih baik dan tidak hanya berfokus pada hasil ujian semata.
“Jadi kita lihat sisi positifnya walaupun peniadaan UN pada waktu itu ada latar belakangnya. Kalau mau lulus harus belajar dengan baik,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.