Demo Mahasiswa di Samarinda

Aliansi Mahasiswa Mahakam Kembali Demo di DPRD Kaltim, Sampaikan 4 Tuntutan

Aliansi Mahasiswa Mahakam kembali demo di DPRD Kalimantan Timur, sampaikan 4 tuntutan.

Penulis: Gregorius Agung Salmon | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Gregorius Agung Salmon
DEMO MAHASISWA SAMARINDA - Aliansi Mahasiswa Mahakam membakar ban bekas saat demo di depan Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Kota Samarinda, Senin (24/2/2025) hari ini. Dalam aksinya kali ini, mereka menyampaikan 4 tuntutan.(TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Mahakam kembali menggeruduk Kantor DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) di Jalan Teuku Umar, Senin (24/2/2025) hari ini.

Mereka membawa 4 tuntutan yang hampir sama dengan tuntutan pada aksi demonstrasi sebelumnya.

Namun, ada penambahan tuntutan terkait pembunuhan masyarakat adat di Muara Kate dan slogan Gratispol dari gubernur Kaltim yang baru menjabat. 

Baca juga: Aksi Demo di Kantor DPRD Balikpapan Sempat Ricuh, 7 Mahasiswa Mengaku Jadi Korban Represif Aparat

Adapun tuntutan yang disampaikan Aliansi Mahasiswa Mahakam adalah sebagai berikut:

- Cabut Inpres Nomor 1 Tahun 2025

Dengan adanya Inpres tersebut, Aliansi Mahasiswa Mahakam Samarinda menilai akan sangat berdampak pada sektor Pendidikan yang berpotensi kenaikan UKT dan akan mengakibatkan banyak mahasiswa maupun siswa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi karena adanya efisiensi anggaran.

"Seharusnya yang terjadi di Indonesia bahwasanya pendidikan dijadikan nomor 1 karena apa pendidikan adalah investasi masa depan bangsa dan negara Republik Indonesia tapi nyatanya pendidikan di nomor 2 " ujar Humas Aliansi Mahasiswa Mahakam, Andi Mauliana Muzakkir.

- Evaluasi Total Makan Bergizi Gratis (MBG)

Alasan mahasiswa menolak MBG, yakni kebijakan efisiensi anggaran akan digunakan untuk program makan siang gratis.

Namun, kebijakan itu tidak bisa merata di seluruh wilayah Indonesia.

Pasalnya, anggaran yang digunakan untuk MBG selama beberapa bulan saja sudah sangat besar.

"Kita dapat melihat bahwasanya makan bergizi gratis tidak merata di seluruh wilayah tapi pertanyaannya apakah dengan pemerataan yang dikatakan Prabowo itu efisien karena dari beberapa bulan saja yang dari awalnya 80 sekian triliun sekarang menjadi naik 100 triliun itu hanya dalam kurung berapa bulan apa kabar dalam 5 tahun ke depan masa jabatan Prabowo," jelasnya.

Baca juga: Demo di Depan Kantor DPRD Balikpapan, Aliansi Mahasiswa Kota Minyak Ajukan 14 Tuntutan

-Usut Tuntas Pembunuh Masyarakat Adat di Muara Kate, Paser.

Kasus Pembunuhan kepada seorang bernama Rusel (60 tahun), warga Muara Kate, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, dibunuh orang tak dikenal, saat Rusel memblokir truk pengangkutan batu bara.

Rusel pun dibunuh orang tak dikenal diposko penolakan jalur tambang di Muara Kate pada 15 November 2024.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved