Berita Samarinda Terkini
Rawan Ditabrak Ponton, Aktivis Lingkungan Samarinda Desak Pemasangan CCTV Bawah Jembatan Mahakam I
Rawan ditabrak ponton, aktivis lingkungan Samarinda desak pemasangan CCTV di bawah Jembatan Mahakam I.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Jembatan Mahakam I di Samarinda resmi ditutup total per Jumat (28/2/2025) hari ini.
Penutupan ini seiring adanya proses investigasi pasca insiden tabrakan dengan tongkang bermuatan kayu pada Minggu (16/2/2025) kemarin.
Investigasi ini akan dilakukan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
Mereka akan menilai dampak yang ditimbulkan serta memastikan keamanan infrastruktur sebelum kembali difungsikan.
Baca juga: GPEI Kaltim Tolak Penutupan Alur Pelayaran di Bawah Jembatan Mahakam Samarinda, Ini Alasannya
Diketahui bahwa pilar ketiga Jembatan Mahakam I merupakan titik rawan yang dalam beberapa tahun terakhir telah ditabrak oleh tongkang sebanyak 22 kali.
Insiden terbaru ini akhirnya mendorong keputusan untuk menutup jembatan dengan target dua pekan, sekaligus mengevaluasi kelayakan jembatan di tengah meningkatnya risiko kecelakaan akibat arus Sungai Mahakam yang deras.
Menanggapi penutupan Jembatan Mahakam I, aktivis lingkungan Samarinda, Achmad Karni menyoroti pentingnya pemasangan kamera CCTV dan lampu penerangan di bawah jembatan untuk memantau tinggi muka air serta kecepatan arus Sungai Mahakam.
"Jembatan Mahakam I diresmikan pada 1986 memang tidak didesain untuk dilewati ponton. Bentang dan tinggi jembatan ini sudah tidak sesuai dengan kondisi terkini. Dari empat jembatan di Samarinda, yang paling parah terkena dampak tabrakan ponton adalah Jembatan Mahakam I," ungkap Karni pada TribunKaltim.co, Jumat (28/2/2025).
Ia juga menyoroti faktor arus Sungai Mahakam yang kerap mengalami peningkatan signifikan akibat kombinasi air pasang laut dan aliran dari hulu sungai.
Baca juga: Tak Setuju Alur Pelayaran di Jembatan Mahakam Samarinda Ditutup, Insan Maritim Beri Alternatif Lain
Menurut pengamatan Karni selama dua tahun terakhir, arus Sungai Mahakam bisa mencapai tiga meter karena air pasang laut bisa mencapai 2,9 hingga 3 meter.
Hal inilah yang menyebabkan ponton sulit dikendalikan, terutama saat arus puncak.
Oleh sebab itu, Karni menegaskan perlunya pemasangan kamera CCTV di bawah jembatan, sehingga para pandu kapal memiliki informasi real-time mengenai kondisi arus sungai.
"Saya sangat menyayangkan aset milyaran di jembatan mahakam tidak ada kamera pengaman di bawahnya, jadi kecepatan arus dan tinggi muka air tidak terpantau dengan baik. Pandu kapal juga tidak tau kecepatan arus sungainya ekstrem atau tidak," tegasnya.
Baca juga: Jembatan Mahakam I Ditutup Sementara, Dishub Kaltim Alihkan Lalu Lintas ke Jembatan Mahakam IV
Dalam hal ini, Karni mengaku sudah berkali kali mendorong pemerintah kota (Pemkot) untuk segera memasang CCTV di bawah jembahan, hanya saja hal tersebut tak dapat dilakukan lantaran berbenturan dengan ranah dan kewenangan pemerintah pusat.
"Sebenarnya CCTV kelas standar juga sudah cukup, dan perlu sekali dipasang lampu sebab kalau malam hari dibagian jembatam itu gelap," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.