Berita Kaltim Terkini

Alasan Gubernur Kaltim Ajukan Ambil Alih Pengelolaan Jalur Pelayaran di Bawah Jembatan Mahakam

Alasan Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud mengajukan ambil alih pengelolaan jalur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam I, Samarinda.

Penulis: Aro | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON
JALUR PELAYARAN MAHAKAM - Suasana pelayaran di bawah Jembatan Mahakam Samarinda, Jumat (14/3/2025). Terbaru, Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud menyampaikan wacana untuk Pemprov Kalimantan Timur mengajukan ambil alih pengelolaan alur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam ini.  (TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON) 

"Intinya bahwa kami itu melakukan fender baru, cuma kan tidak dalam waktu yang tergesa-gesa atau cepat perlu adanya DED, kita perlu mencari konsultan yang memang ahli di bidangnya," ucapnya. 

Begitu juga kita perlu membersihkan area untuk nantinya, melakukan fender yang baru.

Artinya, ada proses di sana perlu waktu dan memang tidak bisa secepat dilakukan untuk perbaikan dari fender yang rusak. 

Untuk mengamankan di area di Jembatan Mahakan setelah hilang fender ditabrak kapal tongkang muatan kayu, secara teknis KSOP Samarinda pun telah meningkatkan keamanan dengan menambahkan dua tag eks dan sudah tiga assist yang juga bekerja di sisi jembatan. 

"Setelah kejadian kemarin level pengamanan dalam bahasa kita tingkatkan."

Mungkin awal itu tidak ada tag ekspor kita tambah dua, kita juga tambah juga assist dua, ini sebagi bentuk pengamanan kita sedemikian rupa, terus kita batasi juga ketinggian muatannya yang lewat, sesuai dengan kapasitas kapal," jelasnya. 

Marsudi mengatakan perusahaan akan bertanggung jawab atas insiden tersebut dan ia juga mengatakan kapal tongkang muatan kayu telah diamankan.

"Secara tanggung jawab seperti halnya pemilik kapal bertanggung jawab dan juga ada di hadapan notaris menyatakan tanggungjawab, besarannya berapapun.

Cuma perlu kajian, berapa jumlah kerugian, biaya pembangunan fender yang baru, itu kan perlu kajian. Ini pemilik kapal menyatakan siap bertanggung jawab," ucapnya. 

Ia menilai jika terjadinya penutupan alur di bawah Jembatan kembar Mahakam makan akan berdampak pada ekonomi, mengingat Kalimantan Timur dikenal sebagai ekspor batubara.

"Kami sudah melakukan penutupan alur, pada saat melakukan investigasi, apa saja yang perlu dilakukan dan kami lakukan penutupan dalam sehari kemarin kan.

Tapi menutup untuk sampai fender itu dibangun, itu di luar logika kita, karena berapa lama fender itu dibangun.

Kalau ditutup beberapa bulan kira-kira ditutup dengan jangka waktu itu dampaknya sepeti apa, nah ini perlu kajian juga," katanya. 

Baca juga: Jawaban BBPJN soal Peredam Benturan Jembatan Mahakam Samarinda Dibangun Perusahaan yang Menabrak

(TribunKaltim.co/Rita Lavenia/Gregorius Agung Salmon/Mohammad Fairoussaniy)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved