Berita Samarinda Terkini

Kadishub Ungkap Pemicu Munculnya Jukir Liar di Samarinda, Warga Enggan Jalan Kaki dari Lahan Parkir

Kadishub Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu sebut pemicu munculnya jukir liar karena warga enggan jalan kaki dari lahan parkir yang sudah disediakan.

Penulis: Aro | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
JUKIR LIAR SAMARINDA - Petugas Dishub Samarinda melakukan penertiban parkir di kawasan Pasar Arum Temindung, Samarinda Utara, untuk memastikan pengelolaan parkir yang tertib dan sesuai aturan. Kadishub Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu sebut pemicu munculnya jukir liar karena warga enggan jalan kaki dari lahan parkir yang sudah disediakan. (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda menyebut juru parkir atau jukir liar masih jadi tantangan yang belum terselesaikan.

Salah satu pemicu munculnya jukir liar yang juga memungut tarif di Samarinda lantaran warga yang tidak tertib.

Meskipun Pemkot Samarinda telah menyediakan lahan parkir, namun ada saja warga yang enggan berjalan kaki dari lahan parkir sehingga berpotensi memunculkan jukir liar yang juga menarik tarif dari masyarakat. 

Menurut Kepala Dishub (Kadishub) Samarinda, Hotmarulitua Manalu, Senin (24/3/2025), persoalan parkir liar di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota. 

Baca juga: Fasilitas Teras Samarinda Kaltim Ditingkatkan, Zona Parkir di Teluk Lerong Garden Ditutup Sementara

Meskipun Dinas Perhubungan terus melakukan penertiban, keberadaan juru parkir (jukir) liar tetap menjadi tantangan yang belum terselesaikan.

Salah satu contohnya terjadi di Teras Samarinda, meski Pemkot Samarinda telah menyediakan lahan parkir khusus bagi pengunjung.

Namun, banyak masyarakat yang enggan berjalan kaki dan memilih parkir di lokasi yang tidak semestinya. 

Hotmarulitua Manalu, menilai kebiasaan ini justru membuka peluang bagi oknum jukir liar untuk beroperasi.

"Jukir liar muncul karena ada masyarakat yang tidak tertib.

Seandainya masyarakat tertib memarkir kendaraan sesuai aturan, maka jukir liar akan pergi dengan sendirinya," ujar Kepala Dishub Samarinda, Manalu pada Senin (24/3/2025).

Dia membandingkan sistem transportasi di Indonesia dengan negara maju seperti Jepang.

Berkaca pada negara Jepang, kendaraan pribadi sangat mahal karena tingginya pajak kendaraan dan biaya parkir, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan angkutan umum.

JUKIR LIAR SAMARINDA - Potret puluhan jukir yang diduga liar saat diberi pembinaan di Mapolresta Samarinda, Selasa (13/8/2024) dini hari. Setelah proses pendataan, 27 jukir liar lainnya akhirnya dipulangkan dan menunggu arahan dari Dinas Perhubungan Kota Samarinda. Tujuannya untuk dilakukan pembinaan agar tak ada lagi aksi jukir yang meresahkan warga di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur ini.
JUKIR LIAR SAMARINDA - Potret puluhan jukir yang diduga liar saat diberi pembinaan di Mapolresta Samarinda, Selasa (13/8/2024) lalu. Kadishub Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu sebut pemicu munculnya jukir liar karena warga enggan jalan kaki dari lahan parkir yang sudah disediakan. (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

“Di negara kita, kendaraan pribadi masih dianggap murah dan mudah dimiliki," bebernya.

Padahal, kota yang maju bukan diukur dari banyaknya masyarakat miskin yang bisa membeli mobil.

Baca juga: Kinerja Dishub Samarinda Dievaluasi, dari Parkir Liar hingga Lampu Jalan

"Tetapi ketika masyarakat kaya mau menggunakan angkutan umum,” ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved