Berita Nasional Terkini
Update Kasus Juwita, Kalasi Jumran Diborgol dan Kaki Terikat Rantai Saat Rekonstruksi
Update kasus Juwita, Jajaran Detasemen Polisi Militer (Denpom) TNI AL di Banjarmasin menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan jurnalis.
Setelah penetapan tersangka, terungkap fakta-fakta baru, termasuk dugaan pemerkosaan yang dilakukan Jumran terhadap Juwita sebelum ia dihabisi.
Tergolong Femisida
Kisah Juwita menambah daftar panjang kasus femisida di Indonesia. Dikutip dari lama resmi KBBI, femisida berarti pembunuhan perempuan oleh laki-laki yang didasari kebencian terhadap perempuan.
Dilansir dari Kompas.com (12/5/2024), Komnas Perempuan mengartikan femisida sebagai pembunuhan terhadap perempuan karena gender atau jenis kelaminnya, sebagai akibat eskalasi (pertambahan) kekerasan berbasis gender sebelumnya.
Direktur Rifka Annisa WCC, Indiah Wahyu Andari menyatakan bahwa kejadian yang menimpa Juwita merupakan suatu bentuk femisida.
"Kasus Juwita itu masuk ke dalam femisida. Jenisnya Intimate Femicide atau kalau bahasa Indonesianya Femisida Intim," kata Indiah saat dihubungi Kompas.com (5/4/2025).
Indiah menerangkan bahwa femisida intim merupakan pembunuhan perempuan oleh pasangan atau mantan pasangan, ataupun anggota keluarga seperti ayah dan anak.
Dalam berbagai relasi intim, baik itu pernikahan, pacaran, atau hubungan tanpa status, perempuan rentan menjadi target hanya karena dia perempuan.
Selain femisida intim, terdapat banyak jenis femisida yang lainnya.
Lantas, apa saja bentuk-bentuk femisida?
Baca juga: Keluarga Ungkap Kejanggalan Saat Prajurit TNI AL Balikpapan Lamar Wartawan Juwita di Banjarbaru
Jenis femisida
Indiah menjelaskan bahwa femisida merupakan bentuk paling ekstrem kekerasan terhadap perempuan dan memiliki bentuk yang beragam.
Berikut beberapa bentuk femisida yang dipaparkan Indiah. Intimate femicide atau femisida intim Pembunuhan perempuan yang dilakukan oleh pasangan atau mantan pasangan, atau oleh anggota keluarga Non-intimate femicide atau femisida non-intim Pembentuhan perempuan yang dilakukan oleh seseorang yang tidak ada hubungan dengan korban, biasanya melibatkan sexual femicide atau serial killing.
Di banyak kasus serial pembunuhan perempuan, biasanya motivasinya misoginis, yakni kebencian terhadap perempuan.
Pembunuhan atas nama "kehormatan" Disebabkan oleh perilaku perempuan yang dianggap menyimpang. Biasanya pembunuhan dilakukan oleh anggota keluarga laki⊃2;, seperti ayah, kakak, paman, dsb.
Pembunuhan perempuan karena orientasi seksualnya yang dianggap menyimpang (lesbian, biseksual, transgender) Pembunuhan bayi perempuan atau janin perempuan, biasanya di budaya-budaya yang lebih menginginkan anak laki-laki.
Female genital mutilation/sunat perempuan, yakni praktik yang merugikan kesehatan perempuan Pembunuhan dengan alasan mahar, misalnya karena terlalu mahal, lantas dibunuh atau dipaksa bunuh diri oleh pihak mempelai laki-laki.
Pembunuhan perempuan berkaitan dengan kriminalitas teroganisir, seperti gangster, jaringan trafficking, narkorba, atau penyelundupan senjata. Pembunuhan dengan target perempuan dalam konflik bersenjata. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com.
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.