Berita Nasional Terkini

Penjelasan PLN Soal Lonjakan Tagihan Listrik yang Dikeluhkan Masyarakat Pasca Diskon 50 Persen

Tagihan listrik alami loncakan pasca program diskon 50 persen berakhir, hal ini dikeluhkan masyarakat.

Kompas.com
LONJAKAN TAGIHAN LISTRIK - Ilustrasi meteran listrik yang dikeluarkan PLN. Masyarakat terutama warganet mengeluhkan tagihan listrik terbaru yang dinilai mengalami lonjakan tagihan cukup tinggi pasca diskon 50 persen. (KOMPAS.COM) 

Ia berpendapat, kebijakan diskon tarif listrik 50 persen merupakan langkah yang sangat positif dalam mendukung daya beli masyarakat, khususnya pelanggan rumah tangga dengan daya rendah.

Kemampuan daya beli masyarakat diyakini bisa meningkat berdasarkan adanya alokasi dana "saving" dari anggaran bayar listrik sebelum program diskon.

"Jadi bisa ada saving yang tercipta dari penghematan biaya listrik. Saving itu bisa digunakan untuk spending kebutuhan lain, seperti memenuhi kebutuhan hari raya, biaya sekolah anak, dan masalah kesehatan," kata Telisa.

Lebih jauh, menurut dia, perpanjangan masa berlaku program diskon listrik PLN juga akan menguntungkan masyarakat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bisa memanfaatkannya.

Telisa menilai, program diskon listrik 50 persen PLN sangat membantu dalam meringankan masyarakat kelas menengah bawah yang tertekan daya belinya.

Senada, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J. Rachbini, menyebut program diskon tarif listrik PLN sangat membantu masyarakat golongan bawah, terlebih di masa-masa sulit sekarang ketika banyak perusahaan melakukukan PHK karyawan.

Baca juga: Kebakaran di Samarinda Seberang Melahap 3 Rumah, Dugaan Sementara Korsleting Listrik

"Pemerintah harus mengambil inisiatif harapan masyarakat ini. Program itu sebaiknya diperluas untuk usaha kecil agar kegiatan ekonomi mereka bisa terus berjalan," ujar Didik kepada Kompas.com.

Ia menambahkan, masyarakat yang termasuk golongan bawah perlu mendapat perhatian agar tidak terlempar ke golongan miskin.

Sementara itu, ketika ditanya mengenai kelanjutan peran program diskon listrik PLN, Telisa menyebut, program tersebut tidak akan langsung bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jika dari satu bantuan saja.

Dengan begitu, kata dia, diperlukan adanya bantuan subsidi lainnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Untuk kebijakan ini sifatnya temporer, tidak akan langsung berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi," ujar Telisa.

Menurut dia, jika ingin berhasil untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, perlu disertai kebijakan yang mendorong produktivitas, seperti pelatihan keterampilan masyarakat.

Harapannya, upaya tersebut dapat mendorong masyarakat terserap dalam lapangan kerja.

"Dengan mendorong produktivitas akan lebih berdampak signifikan," kata dia.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dosen Magister Ekonomi Universitas Atma Jaya dan Universitas Trisakti, Hans Kwee.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved