Berita Nasional Terkini
Soal 'Matahari Kembar' karena Banyak Menteri Sowan ke Jokowi, Ini Kata PKS, Golkar, dan Demokrat
Soal 'Matahari Kembar' karena banyaknya menteri yang sowan ke Jokowi, ini kata PKS, Golkar, dan Demokrat.
TRIBUNKALTIM.CO - Soal 'matahari kembar' karena banyaknya menteri yang sowan ke Jokowi, ini kata PKS, Golkar, dan Demokrat.
Banyaknya menteri yang sowan ke rumah Presidenke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Solo menuai sorotan.
Bahkan ada menteri yang memanggil Jokowi dengan sebutan bos.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengungkapkan kekhawatirannya tentang adanya kesan "matahari kembar" dalam pemerintahan, merujuk pada kunjungan menteri-menteri Prabowo kepada Jokowi.
Baca juga: Jawab Tuduhan soal Ijazah Palsu, Jokowi: Betul-betul Saya Ini kuliah di Fakultas Kehutanan UGM
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, memberikan tanggapan terhadap pernyataan Mardani Ali Sera, mengenai kunjungan sejumlah menteri ke rumah Jokowi di Solo.
Sarmuji menegaskan bahwa kunjungan tersebut merupakan bentuk silaturahmi dalam rangka merayakan Lebaran.
Kunjungan Para Menteri ke Jokowi
Sarmuji menyebutkan bahwa kehadiran para menteri, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, serta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, adalah hal yang wajar.
"Jadi sesuatu yang wajar sebenarnya, tidak perlu dikhawatirkan, dan kita mesti membedakan yang betul-betul silaturahmi atau acara kemanusiaan, atau mana yang berbau politik," kata Sarmuji, dalam tayangan YouTube Kompas TV, dikutip Minggu (13/4/2025).
Sarmuji menekankan pentingnya membedakan antara acara kemanusiaan dan kepentingan politik.
"Kalau nanti semua ditarik ke dalam politik, nanti orang nggak mau silaturahmi, nanti nggak enak sama Istana," lanjutnya.
Tanggapan Terhadap Fenomena "Matahari Kembar"
Mardani Ali Sera sebelumnya mengungkapkan kekhawatirannya tentang adanya kesan "matahari kembar" dalam pemerintahan, merujuk pada kunjungan menteri-menteri Prabowo kepada Jokowi.
Sarmuji juga menjelaskan bahwa tidak hadirnya kader PKS dalam silaturahmi tersebut adalah hal yang lumrah, mengingat selama era Jokowi, tidak ada kader PKS yang menjabat sebagai menteri.
"Kalau orang PKS nggak ada yang ke sana, karena pas Pak Jokowi nggak ada orang PKS yang jadi menteri."
"Andaikan teman pak Mardani ada yang jadi menteri, mungkin ke Pak Jokowi juga," kelakar Sarmuji.
Baca juga: Bukan Hanya Soal Mobil Esemka, Daftar Gugatan terhadap Jokowi Setelah Lengser sebagai Presiden
Penegasan Mardani
Mardani mengingatkan pentingnya menjaga kewibawaan pemimpin tertinggi dalam pemerintahan.
“Namun, yang jadi pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua,” kata Mardani.
Mardani meyakini bahwa Prabowo tidak akan tersinggung dengan kunjungan para menterinya ke Jokowi, namun tetap menekankan pentingnya menjaga kesatuan dalam kepemimpinan.
Demokrat: Tak Ada Cawe-cawe
DPP Partai Demokrat memastikan kalau tidak ada cawe-cawe apapun terhadap pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.
Termasuk kata Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat soal kemungkinan masih aktifnya Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan pengaruh di pemerintahan saat ini.
Menurut Herzaky, kerap tampilnya Prabowo dan Jokowi bahkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di beberapa kesempatan belakangan ini, hanya untuk saling bercerita dan memberikan masukan.
"Oh enggak, enggak cawe-cawe. Tadi konteksnya, tadi Pak Prabowo sampaikan. Pak Jokowi punya pengalaman 10 tahun. Pak SBY punya pengalaman 10 tahun. Sayang dan rugi kalau nggak mau ngobrol. Nggak mau minta masukan," kata Herzaky saat ditemui awak media di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (13/4/2025).
Meski memang kerap menerima masukan dari kedua Presiden RI terdahulu tersebut, namun dipastikan Herzaky, keputusan untuk pemerintahan saat ini ada di tangan Prabowo Subianto.
Bahkan menurut Herzaky, tidak hanya terhadap SBY dan Jokowi, diskusi untuk mendapatkan masukan tersebut juga kerap dilakukan Prabowo kepada para pimpinan partai politik di koalisi.
"Karena Pak Presiden ini orang yang sangat terbuka dan ingin dapat perspektif atau gambaran yang luas, komprehensif gitu. Dan mendalam sebelum memutuskan sesuatu," kata dia.
"Dan semuanya by data, by evidence. Dan beliau melihat bahwa ada Pak Jokowi, ada Pak SBY ini sudah punya pengalaman. Tetapi kan bukan sumber satu-satunya," sambung Herzaky.
Bahkan kata dia, Prabowo juga kerap mengajak bicara beberapa sumber yang dinilai kredibel untuk membahas suatu persoalan.
Dengan begitu, Herzaky meminta tidak perlu adanya spekulasi kalau ada intervensi terhadap Presiden terdahulu.
Baca juga: Ingin Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Prabowo Bantah Turuti Ambisi Donald Trump
"Jadi ini jangan dibilang intervensi. Jangan dibilang ini cawe-cawe. Bukan. Pak Prabowo orang yang sangat senang mendengarkan masukan dari berbagai pihak, apalagi yang sudah pernah menjadi presiden," beber dia.
Bagi Demokrat sendiri kata dia, apa yang menjadi upaya Presiden Prabowo bertukar pikiran itu merupakan hal yang positif.
Pasalnya kata dia, dalam bekerja, seorang pemimpin harus terbuka dalam menerima masukan dari segala pihak.
"Nah kalau dari kami, ini sangat baik dan sangat positif. Inilah bagaimana seorang pemimpin seharusnya bekerja. Menerima masukan dan terbuka dari semua," tandas dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Demokrat Tegaskan Tak ada Lagi Cawe-Cawe Jokowi di Pemerintahan Prabowo: Hanya Minta Masukan dan Reaksi Golkar usai PKS Singgung 'Matahari Kembar' Buntut Para Menteri Sowan Jokowi
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.