Demo Kasus Mengadang Hauling
Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud Larang Jalan Umum di Muara Kate Dilalui Angkutan Batu Bara
Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud melarang keras jalan umum di Muara Kate dilalui angkutan batu bara.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Diah Anggraeni
Selain itu, Rudy juga menyinggung aktivitas perusahaan tambang asal Kalimantan Selatan yang menggunakan akses jalan di wilayah Kaltim.
"Kalau di Kalsel itu di luar kewenangan kami, tapi ini masuk ke wilayah Kaltim. Minimal, jangan sampai wilayah Kaltim digunakan sembarangan oleh perusahaan luar," imbuhnya.
Rudy juga menyampaikan keprihatinannya atas dugaan pembunuhan terhadap Russel, tokoh adat Muara Kate.
Oleh sebab itu, Rudy berjanji akan membahas hal tersebut dalam rapat Forkompimda Kaltim yang akan terlaksana di Balikpapan dalam waktu dekat.
"Untuk masalah hukum 100 persen masuk ranah kepolisian. Tapi menurut laporan tadi indikasinya mengarah ke pembunuhan berencana. Kami akan bahas hal ini bersama Forkopimda, termasuk Kapolda, kejaksaan dan pengadilan," tegas Rudy.
Lebih lanjut, Rudy memastikan, Pemprov Kaltim akan mengambil langkah tegas terhadap semua aktivitas tambang yang melanggar aturan dan membahayakan masyarakat.
"Saya tadi sudah menandatangani surat dari ESDM (Kaltim) untuk dikirim ke pusat yang berisi pernyataan tegas perusahaan tambang tersebut dilarang keras menggunakan jalan nasional atau umum untuk hauling batu bara mereka," tegasnya.
Baca juga: DPRD Kaltim Minta Proses Hukum Kasus Muara Kate Paser Tetap Jalan
Diberitakan sebelumnya, Koalisi Masyarakat Sipil ini melakukan demo di depan kantor Gubernur Kaltim pada Selasa (15/4/2025).
Mereka menuntut agar Pemprov Kaltim tidak acuh atas aktivitas hauling batubara di jalan umum kawasan Desa Muara Kate sampai Batu Kajang, Kabupaten Paser.
Selain merusak jalan, aktivitas itu telah merampas hak pengguna jalan bahkan pada 2024 telah menewaskan 2 warga setempat.
"Terakhir penyerangan terhadap dua warga dan menewaskan tokoh adat. Tapi 5 bulan berlalu tidak ada titik terang atas kasus pembunuhan ini. Dimana polisi dan pemerintah? Kalau terus diam, berarti negara membunuh rakyatnya," seru simpatisan dalam aksi yang berlangsung pada pukul 10.00-13.00 WITA tersebut.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.