Berita Nasional Terkini
Dua Gugatan terhadap Jokowi Segera Disidangkan, Ada Ijazah Palsu dan Wanprestasi Mobil Esemka
Dua gugatan terhadap Jokowi segera disidangkan. Ada gugatan ijazah palsu dan wanprestasi mobil Esemka yang akan disidangkan di PN Surakarta.
Penulis: Aro | Editor: Doan Pardede
Terlebih, Jokowi memperoleh gelar Insinyur dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta jurusan Teknologi Kayu.
Padahal, sejak berdirinya Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sampai dengan hari ini tidak pernah ada jurusan Teknologi Kayu.
Merespons hal itu, Yakup Hasibuan selaku kuasa hukum Jokowi membantah tegas.
Menurutnya tuduhan itu sangan menyesatkan.
"Kami sampaikan dengan tegas tuduhan-tuduhan mengenai ijazah palsu Bapak Joko Widodo adalah tidak benar dan itu sangat menyesatkan," kata Yakup di Senayan, Jakarta Pusat, Senin, dikutip Kompas.com.
Ia juga menyebut bahwa berdasarkan asas hukum, pihak yang mendalilkan atau menuduh berkewajiban membuktikan tuduhan mereka.
"Ayo kita putar, kembali kepada asas-asas hukum itu bahwa siapa pun yang mendalilkan, siapa pun yang menuduh, dialah yang membuktikan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Yakup juga menyatakan, tim kuasa hukum Jokowi hanya akan menunjukkan ijazah asli Jokowi jika diminta secara hukum.
"Kami tidak akan menunjukkan ijazah asli Pak Jokowi kecuali berdasarkan hukum dan dimintakan oleh pihak-pihak yang berwenang seperti pengadilan dan sebagainya. Itu pasti kami akan taat dan kami tunjukkan.
Tapi jika tidak, untuk apa kami tunjukkan?" ungkapnya.
Terpisah, pihak UGM juga telah merespons tuduhan ijazah palsu tersebut.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menyesalkan pernyataan mantan dosen dari Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar yang menyangsikan keaslian ijazah Jokowi.
Diketahui, Rismon meragukan ijazah dan skripsi Jokowi karena lembar pengesahan dan sampul skripsi menggunakan font Times New Roman yang menurutnya belum ada di era tahun 1980-an hingga 1990-an.
“Kita sangat menyesalkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh seorang dosen yang seharusnya bisa mencerahkan dan mendidik masyarakat dengan informasi yang bermanfaat,” kata Sigit di UGM, Sleman, DIY, Jumat (21/3/2025), dikutip dari web resmi UGM.
Sigit mengatakan, pada masa itu font yang mirip dengan Times New Roman tersebut sudah umum digunakan di percetakan sekitar kampus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.