Berita Samarinda Terkini

Balai Gakkum LKH Kejar Pelaku dan Perusahaan yang Diduga Penambang KHDTK Unmul Samarinda

Lokasi yang dikenal dengan Hutan Pendidikan Unmul tersebut, proses penyelidikannya mulai menunjukkan titik terang

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy
KHDTK UNMUL SAMARINDA - Lokasi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang dirambah penambang di Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Rabu (16/4/2025). (TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDABalai Gakkum LHK Wilayah Kalimantan kini kejar para pelaku dan perusahaan yang diduga menambang di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang dikelola Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

Lokasi yang dikenal dengan Hutan Pendidikan Unmul tersebut, proses penyelidikannya mulai menunjukkan titik terang.

Meski, tim dari Gakkum LHK Wilayah Kalimantan yang sudah ke lokasi tidak menemukan aktivitas apapun.

Baca juga: Pemkot Samarinda Susun Detail Pasar Pagi, Pedagang dan Pembeli Berharap Fasilitas yang Lebih Baik

Tetapi pihaknya sudah mengidentifikasi ada dua pelaku dan dua perusahaan yang diduga terlibat dalam aktivitas pertambangan tanpa izin ini.

“Prosesnya masih pada tahap penyelidikan, kami saat sampai ke lokasi, aktivitas sudah tidak ada. Tidak ada orang, tidak ada alat berat,” sebut Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Kalimantan, David Muhammad, Kamis (24/4/2025). 

Dokumentasi dari mahasiswa Fakultas Kehutanan (Fahutan) Unmul sendiri juga telah dilakukan penelitian oleh tim Gakkum LHK Wilayah Kalimantan.

Pihaknya mengidentifikasi dua orang berinisial RK dan AG yang diduga sebagai pelaku di lapangan saat adanya proses perambahan KHDTK Unmul.

“Kami dapat dokumentasi dari mahasiswa dari situ kami telusuri dan dapat identitasnya, rumah keduanya juga sudah kami ketahui,” ungkapnya.

Keduanya diduga bekerja untuk perusahaan yang beroperasi di lokasi., untuk itu tim dari Gakkum LHK sudah melakukan pelacakan dan kini sedang memproses pemanggilan terhadap perusahaan tempat keduanya bekerja. 

David mengatakan, RK dan AG masih menjadi saksi penyelidikan, dan belum naik ke tahap penyidikan.

“Kami sudah datangi rumah mereka, meminta untuk kooperatif. Setelah itu kami panggil secara resmi. Tapi tuduhannya bukan ke perorangan, melainkan ke sistem bisnisnya secara keseluruhan,” tegasnya.

Dua perusahaan yang diduga turut terlibat turut dibidik Gakkum KLHK Kalimantan.

Informasi yang dihimpun, dua perusahaan penyewa alat berat diduga terlibat, yakni TAA dan HBB, tempat di mana AG dan RK bekerja. 

Kedua perusahaan ini diduga bekerja sama dengan KSU PUMMA, yang diduga kuat menjadi pelaksana utama aktivitas perambahan KHDTK Unmul.

“Ada dua perusahaan yang kami lacak, diduga bekerja sama dengan KSU tersebut, keduanya sedang dalam proses pemeriksaan,” tandas David.

Keterlibatan dua perusahaan juga masih dalam tahap pengumpulan keterangan, dan pemanggilan bakal terus dilakukan untuk memperkuat pembuktian awal.

“Kami butuh kesabaran dalam proses ini, semua pihak cenderung menghindar. Kami sudah lacak nomor HP, cek ke keluarga, bahkan minta bantuan Polri untuk pelacakan elektronik,” jelasnya.

Keterlibatan dua orang pelaku lapangan dan perannya, belum mau diungkap, David menyatakan keterangan lengkap akan terus didalami dari para pihak.

Pasalnya, salah satu perwakilan teknis dari perusahaan ABB belum bisa dimintai keterangan, karena sedang menunaikan ibadah umroh, dan diperkirakan kembali dua hingga tiga hari kedepan.

“Kalau teknisnya datang, kita minta keterangan dan mulai dapat gambaran utuh, ya memang butuh waktu, kalau kemarin tangkap tangan, kami bisa langsung lakukan penyidikan,” tandasnya.

Tim Balai Gakkum LHK Wilayah Kalimantan juga terus berkoordinasi dengan Polda Kaltim dan Kejaksaan untuk menentukan apakah kasus ini bisa segera dinaikkan ke tahap penyidikan.

“Kalau sudah masuk penyidikan dan ada alat beratnya, kami bisa langsung lakukan penyitaan,” ucap David.

Sebelumnya diberitakan, awal bulan April 2025, mahasiswa Fahutan Unmul menemukan adanya perambahan di KHDTK Lempake/Hutan Pendidikan Unmul

Kawasan seluas 3,26 hektar yang diperuntukkan untuk pendidikan dan penelitian, tempat habitat satwa serta banyaknya keanekaragaman hayati, rusak akibat dirambah menggunakan alat berat. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved