Berita Samarinda Terkini

2 Program Strategis Walikota Samarinda Andi Harun, Soroti Bedah Rumah demi Menata Area Kumuh

Walikota Samarinda, Andi Harun berkomitmen untuk menjalankan program strategis Pemkot Samarinda di Kalimantan Timur

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA
TATA AREA KUMUH - Walikota Samarinda, Andi Harun, memaparkan program revolusioner "Konsolidasi Tanah dan Bangunan" yang akan mengubah wajah kawasan kumuh menjadi lingkungan sehat, tertata, dan layak huni dalam periode kepemimpinan keduanya pada Jumat (25/4/2025). (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

“Kita tidak sekadar bedah rumah. Maka kita tawarkan ke masyarakat apakah mau kawasannya kita ubah menjadi satu kawasan sehat. Rumahnya kita bongkar semua, lalu kemudian kita redesign supaya yang awalnya jalan sempit menjadi lebar. Bahkan mungkin penghuni di situ tadinya punya tanah namun tidak punya sertifikat. Jadi program ini jika berhasil dan selesai, maka setelah selesai mereka punya rumah yang permanen dan semuanya sama. Kemudian yang akan kita bangun menjadi sebuah community behavior, pergaulan komunitas di dalamnya menjadi lebih sehat,” tutur Andi Harun.

Program ini akan dilakukan berbasis kawasan dan dimulai secara bertahap.

Untuk tahap awal, Pemkot menargetkan pelaksanaan dimulai pada 2026 di empat kawasan, salah satunya di Kelurahan Tenun Kecamatan Samarinda Seberang yang kini telah dalam tahap persiapan.

“Sistemnya kawasan per kawasan. Tapi memang itu tidak mudah dan butuh persetujuan warga. Dan itu tidak gampang. Makanya kita memulai di kawasan kecil, mungkin hanya 15 rumah sampai 20 rumah yang kira-kira tidak terlalu membutuhkan waktu lama,” ungkapnya.

Tantangan Besar Tetap Ada

Walikota Samarinda, Andi Harun juga memastikan bahwa seluruh proses akan dilakukan dengan kolaborasi lintas instansi, seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), yang akan membantu warga mendapatkan sertifikat tanah secara gratis. 

“Kita lagi petakan semua tapi yang sudah mau berjalan. Kalau sudah selesai sampai mereka punya sertifikat. Kita sudah kerja sama dengan BPN. Sertifikatnya gratis, rumahnya gratis, fasilitas infrastrukturnya terbangun. Manfaatnya bagi pemerintah adalah kita bisa mengurangi, bukan lagi rumah kumuh tapi juga kawasan tertata,” katanya. 

Meski warga tak dibebani biaya, tantangan besar tetap ada, yakni mengajak mereka untuk pindah sementara selama proses penataan berlangsung. 

“Sebenarnya tidak berat bahkan akan kita bayangkan mendapatkan persetujuan masyarakat karena masyarakat tidak perlu mengeluarkan dana sedikit pun, hanya saja mereka harus keluar sementara selama setahun. Ini yang sedang kita diskusikan, apakah mereka yang akan mencari tempat dan menyewa tempat selama tempat tinggal mereka direnovasi ataukah bagaimana. Tapi di negara maju dan Jakarta sudah ada yang jalan,” kata Andi Harun.

Ia menegaskan bahwa program ini telah dirancang dengan matang dan akan dieksekusi secara hati-hati. 

Baca juga: Penyediaan Air Bersih di Daerah Kumuh Gunung Sari Ulu, Pemkot Balikpapan Tingkatkan Sumur Bor

“Ini program di periode dua dan sudah kami siapkan dan persiapan berjalan, dan kemungkinan akan dimulai 2026 karena kita tidak boleh grasa-grusu. Harus merencanakannya dengan perencanaan yang sayang, kemudian cara mensosialisasikannya harus ketemu. Komunikasi dengan masyarakat setempat juga harus baik,” tambahnya.

Lebih lanjut, Walikota Andi Harun menyadari bahwa kesuksesan program ini sangat bergantung pada dua hal, yakni kebijakan yang bermanfaat dan komunikasi publik yang efektif.

Ia mencontohkan bagaimana pendekatan komunikatif yang baik mampu membalik persepsi masyarakat dari curiga menjadi suportif.

“Kalau dulu mau menata SKM, masyarakat sampai demo dan protes, dan gagal beberapa tahun. Tapi kalau komunikasi publik kita perbaiki, tidak hanya dari Wali Kota, tapi dinas, camat, lurah, dan ketua RT, distribusi komunikasi publik yang baik inilah yang jika bagus, maka mereka akan menyambut,” katanya.

Baca juga: Bappedalitbang Samarinda Ungkap Relokasi Permukiman Kumuh di Samarinda Dalam Bentuk Santunan Dana

Dalam kesempatan ini pun, orang nomor satu di Samarinda ini mengisahkan pengalamannya saat berkunjung ke kawasan penataan Sungai Karang Mumus (SKM) segmen Jalan Lambung Mangkurat. Alih-alih mendapat penolakan, warga justru menyambut hangat kehadirannya. 

“Beberapa waktu lalu saya ke sana, warga malah menyambut dan justru membuatkan saya minum kopi dan singkong goreng. Jadi bukan hanya mengubah persepsi masyarakat, tapi mereka ikut terlibat dalam program ini karena kemampuan kita tidak sampai kepada kebijakan publik saja, tapi semua elemen masyarakat melakukan komunikasi publik yang baik,” katanya Walikota Andi Harun.

(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved