Berita Samarinda Terkini

Pemkot Genjot Terobosan Terbesar RSUD IA Moeis Samarinda, Targetkan Layanan Kelas Dunia

Pengembangan RSUD IA Moeis melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yaitu Aanwijzing lelang tahap I

|
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
LAYANAN KESEHATAN - Pemkot Samarinda Optimistis KPBU RSUD I.A. Moeis Berjalan Lancar, Aanwijzing Tahap I Tuntas Hari Ini, Rabu (29/4). (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota atau Pemkot Samarinda terus melangkah maju dalam transformasi layanan kesehatan.

Salah satu terobosan terbesarnya adalah pengembangan RSUD IA Moeis melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha ( KPBU ) atau Public Private Partnership (PPP), yang kini telah memasuki tahap penting yaitu Aanwijzing lelang tahap I.

Kegiatan yang berlangsung sejak Senin (28/4/2025) kemarin di Hotel Fugo Samarinda ini menjadi forum penjelasan teknis, administratif, dan finansial antara panitia proyek KPBU dengan Konsorsium Plenary–Aspen Medical yang telah lolos sebagai peserta tunggal prakualifikasi.

Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Kota Samarinda, Suryo Priyo Raharjo, menyebut bahwa proyek ini tidak hanya pertama di Samarinda, tetapi menjadi salah satu proyek pionir KPBU sektor kesehatan di Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, Pemkot Samarinda mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bappenas, baik dari segi regulasi maupun pendanaan.

Baca juga: Kejati Kaltim Telusuri di Balik Peristiwa Tabrakan Jembatan Mahakam I Samarinda

“Proyek KPBU ini adalah bentuk Public Private Partnership (PPP), dan semua prosesnya, termasuk pembiayaan dan kegiatan seperti Aanwijzing ini, kita dibantu oleh Kemenkeu. Mereka juga hadir untuk memastikan prosesnya berjalan sesuai standar,” ungkap Suryo, Rabu (30/4).

Ia menjelaskan, setelah proses prakualifikasi selesai dan Konsorsium Plenary–Aspen ditetapkan sebagai peserta tunggal, tahapan dilanjutkan dengan metode penunjukan langsung.

Dalam tahap ini, dilakukan penjelasan menyeluruh terkait aspek teknis, desain rumah sakit, sistem informasi, hingga rencana layanan unggulan yang akan dihadirkan.

“Aanwijzing ini dilakukan agar mereka bisa memberikan penawaran terbaik, baik dari segi harga, teknis, maupun administratif. Termasuk juga sistem informasi rumah sakitnya agar bisa berjalan optimal,” tambahnya.

Aanwijzing tahap I dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 28 hingga 30 April 2025 (hari ini).

Baca juga: Seorang Remaja di Samarinda Diamankan Polisi Terkait Kasus Persetubuhan Anak Dibawah Umur

Di hari terakhir, pihak konsorsium akan meninjau langsung kondisi rumah sakit eksisting, melihat lahan pembangunan, akses jalan, hingga tata letak blok-blok bangunan berdasarkan basic design yang telah disiapkan.

Desain tersebut mencakup empat blok utama (A, B, C, dan D) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan modern, termasuk Center of Excellence (CoE).

Proyek ini ditaksir memerlukan investasi sebesar Rp750 miliar. Fokus pengembangan berada pada penerapan konsep green building, smart hospital, dan sistem layanan berbasis kinerja.

Suryo menjelaskan bahwa dalam skema KPBU, penyedia akan menanggung seluruh pembiayaan pembangunan, penyediaan alat, hingga operasionalisasi sistem informasi rumah sakit (SIM-RS).

Nantinya, pelayanan yang diberikan juga akan dinilai melalui sistem kontrak berbasis kinerja atau Service Level Agreement (SLA).

Baca juga: Terus Bebani APBD Kaltim, Pengelolaan Hotel Atlet Samarinda Perlu Diserahkan ke BUMD

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved