Jembatan Mahakam Ditabrak Lagi

Fender Jembatan Mahakam I Samarinda Bakal Dipasang Kembali, Begini Saran Ahli Teknik Sipil Polnes

Fender Jembatan Mahakam I Samarinda bakal dipasang kembali, begini saran ahli teknik sipil.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
HO/BBPJN Kaltim  
INVESTIGASI: Jembatan Mahakam I di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, akan kembali ditutup sementara untuk investigasi keamanan. Investigasi ini dilakukan pasca adanya insiden tongkang tabrak Jembatan Mahakam I pada Sabtu (26/4/2025). (HO/BBPJN KALTIM) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Insiden tongkang tabrak Jembatan Mahakam I Samarinda kali kedua pada tahun 2025 ini menjadi sorotan publik.

Salah satunya dari pengamat yang juga akademisi Teknik Sipil dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), Dr. Ir. Tumingan, MT.

"Audit forensik (terkait struktur jembatan) kan sudah ada, bagaimana perusahaan untuk memperbaiki fender pelindung jembatan itu ranah BBPJN,” ungkapnya, Kamis (1/5/2025).

Dr. Tumingan pun menyarankan mesti ada peregangan terhadap pilar jika benar fender yang telah hilang pasca ditabrak kapal tongkang kayu pada 16 Februari 2025 akan dibangun kembali.

Baca juga: Pasca Tabrak Jembatan Mahakam Samarinda, TB Liberty 7 Dilarang Berlayar Sementara

Dijelaskan, fender pelindung untuk meredam tabrakan dibangun tidak terlalu dekat dengan pilar utama jembatan sehingga sentuhan langsung tak terjadi dan memperparah struktur.

"Kita sudah benar, saat melintas di bawah jembatan melawan arus agar kecepatan tidak tinggi itu betul. Fender pelindung bisa dibangun tidak terlalu dekat dengan pilar jembatan, ketika ada tabrakan ya di situ saja (tidak mengenai pilar langsung). Memang sekarang tidak ada (fender) karena tertabrak. Ya, kita menunggu saja kapan dibangun (perusahaan untuk ganti rugi)," jelasnya.

Di jembatan juga diketahui telah dipasang CCTV atau kamera pengawas sekaligus alat pengukur arus, sehingga memudahkan mobilisasi yang terbilang sudah komplet.

Baca juga: 3 Kali Pengujian Jembatan Mahakam I Samarinda, BBPJN Andalkan UPV dalam Evaluasi Kekuatan Beton

Meski demikian, menurut Dr. Tumingan, sistem mobilisasi kapal–kapal yang mengolong di bawah Jembatan Mahakam I Samarinda mesti diperbaiki oleh para pihak terkait, termasuk para operator assist tunda yang mengatur gerak kapal.

“Setiap benturan yang terjadi pasti ketahuan,  setahu saya CCTV itu ada, alat pengukur kecepatan arus juga ada. Sebenarnya sudah komplit cuman mereka (kapal-kapal) juga terkadang buru–buru dan antri lama, walaupun hanya sekedar menyeberangkan (kapal assist), tapi kan kadang–kadang jenuh, mestinya ada rolling (petugas) juga,” pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved