Berita Internasional Terkini

Momen Kardinal Ignatius Suharyo Berikan Berkat ke Lansia, Wakili Indonesia dalam Konklaf di Vatikan

Inilah momen Kardinal asal Indonesia, Ignatius Suharyo yang mendarat di Vatikan untuk mengikuti Konklaf pemilihan Paus pada Selasa (7/5/2025)

Instagram.com/@humaskaj
KARDINAL IGNATIUS SUHARYO - Tangkapan layar Kardinal Ignatius Suharyo di Vatikan dalam postingan instagram @humaskaj. Inilah momen Kardinal asal Indonesia, Ignatius Suharyo yang mendarat di Vatikan untuk mengikuti Konklaf pemilihan Paus pada Selasa (7/5/2025). (Instagram.com/@humaskaj) 

Suharyo sempat menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya, Yogyakarta pada 1981-1991.

Ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi di IKIP Sanata Dharma Yogyakarta, sejak 1983 hingga 1993.

Selanjutnya, ia diangkat menjadi Uskup Agung Semarang oleh Paus Yohanes Paulus II pada 22 Agustus 1997.

Ia ditunjuk sebagai pengganti Mgr Julius Darmaatmadja SJ yang kala itu pindah ke Keuskupan Agung Jakarta.

Pada 29 Juni 2010, Suharyo ditunjuk untuk menjadi Uskup Agung Jakarta untuk menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang pensiun setahun sebelumnya.

Baca juga: 3 Negara Ini Tercatat Tak Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus, Mana Saja?

mengutip dari Kompas, Suharyo menerbitkan buku biografi menandai 20 tahun sepak terjangnya dalam pelayanan sebagai uskup.

Buku berjudul "Terima Kasih, Baik, Lanjutkan" terbit pada 7 Oktober 2017, yang berisi kisah hidup Mgr Suharyo. 

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan pada 2019 diangkat sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus.

Dengan latar belakang pendidikan doktoral di bidang teologi biblis dari Roma, Suharyo telah mengabdi lebih dari dua dekade sebagai uskup.

Keterlibatannya dalam konklaf 2025 akan menjadi momen kedua kalinya dalam sejarah Indonesia memiliki suara dalam pemilihan Paus di abad ke-21.

Dengan keikutsertaan Kardinal Ignatius Suharyo dalam konklaf 2025, Indonesia kembali mencatatkan diri dalam sejarah panjang Gereja Katolik dunia. 

Meski berasal dari negara dengan populasi Katolik minoritas, suara dari Indonesia tetap mendapat tempat dalam peristiwa penting di jantung Vatikan.

Jejak tiga kardinal ini bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga simbol kehadiran Gereja Katolik Indonesia dalam dinamika global yang penuh doa dan harapan. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved