Berita Nasional Terkini
Kak Seto Saat Kunjungi Siswa Langsung di Barak Militer, 'Kemajuan Ada di Tangan Kalian'
Ketua LPAI Seto Mulyadi mengunjungi langsung para siswa di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Ia berharap agar pihak-pihak yang memberikan kritikan dapat langsung melihat kegiatan mereka di barak untuk menilai seperti apa bentuk program tersebut.
“Intinya, marilah kita berhenti dari sikap skeptis, sinis, dan curiga serta mulai bersikap kolaboratif demi anak-anak bangsa yang sudah tidak bisa lagi ditangani oleh sekolah dan orangtua mereka selama ini,” tandasnya.
Sementara itu, beberapa pengamat dan psikolog mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap program ini.
Pendapat pertama datang dari Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga, Farras Afiefah Muhdiar yang menjelaskan bahwa akar "kenakalan" remaja perlu untuk dicari tahu terlebih dahulu.
Menurutnya, pemberian label "nakal" dan hukuman perlu dilakukan setelah mengetahui apa penyebab di balik perilaku anak tersebut.
"Definisi nakal sangat subyektif. Menurut saya, penggunaan istilah ‘nakal’ bukan istilah yang konstruktif, kalau di psikologi bisa disebut perilaku maladaptif," jelas Farras seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (1/5/2025).
Bagi Farras, pendekatan militeristik tidak mengungkap penyebab dari perilaku maladaptif pada anak.
Program ini justru menjadi kontra-produktif serta memperburuk kondisi psikologi anak.
Hal ini senada dengan pendapat pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.
Menurutnya, pembinaan anak yang dilakukan di barak militer sangat berisiko bagi psikologis.
Fahmi menegaskan, yang dibutuhkan siswa bukanlah pendekatan koersif, melainkan disesuaikan dengan masalah masing-masing anak.
Baca juga: Sentil Program Dedi Mulyadi, Rocky Gerung Sebut Lebih Baik Preman yang Dibawa ke Barak Militer
"Yang dibutuhkan siswa bukan barak, tapi ruang belajar yang memulihkan. Kalau yang bermasalah adalah sikap, maka pendekatannya harus bersifat pedagogis dan reflektif, bukan koersif,” tegas Fahmi, Rabu (30/4/2025).
Ia menilai bahwa kenakalan remaja dapat ditangani dengan pendekatan sipil yang berbasis pendampingan, bukan penertiban.
Pendisiplinan anak-anak, kata Fahmi, memang merupakan hal yang penting untuk membentuk karakter anak.
Namun, pendisiplinan yang sebenarnya adalah yang lahir dari kesadaran dan bukannya ketakutan. (*)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cek Langsung Siswa di Barak Militer, Kak Seto: Dedi Mulyadi Terbuka, Saya Apresiasi"
Demo Memanas di 11 Kota: Jakarta, Surabaya, hingga Makassar, Rakyat Tuntut Keadilan |
![]() |
---|
Setelah Eko Patrio, Kini Uya Kuya Minta Maaf karena Joget di DPR, Tidak Bermaksud Meledek |
![]() |
---|
Demonstran di DPR Cari Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Tagih Janji Puan Buka Pintu untuk Rakyat |
![]() |
---|
Anggota DPR Bikin Gaduh, Jusuf Kalla: Jangan Bicara Asal-asalan dan Hina Masyarakat |
![]() |
---|
Gerak Cepat Dedi Mulyadi, Hadiahi Rumah untuk Keluarga Ojol Affan yang Tewas Dilindas Rantis Brimob |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.