Berita Kaltim Terkini

Jalan Poros Samarinda–Balikpapan di Km 28 Desa Batuah Kukar Kembali Bergerak, Warga: Sudah Miring

Kerusakan Jalan poros Samarinda–Balikpapan tepatnya di kilometer (km) 28 RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar semakin parah

TRIBUNKALTIM.CO/HO/KOLASE WARGA
RUSAK PARAH - Jalan poros Samarinda–Balikpapan tepatnya di kilometer (km) 28 RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali mengalami pergerakan tanah (TRIBUNKALTIM.CO/HO/KOLASE WARGA) 

Pasalnya, getaran dan perubahan kontur tanah akibat aktivitas tersebut dirasakan cukup kuat oleh warga dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, membenarkan adanya kekhawatiran masyarakat tersebut. Ia menyatakan bahwa untuk menghindari spekulasi dan memastikan kebenaran penyebab longsor, pihak desa telah meminta bantuan dari kalangan akademisi.

"Untuk memastikan penyebab longsor, sudah ada Tim Geofisika dari Universitas Mulawarman (Unmul) yang akan melakukan kajian mendalam terhadap kondisi tanah di lokasi terdampak," ujar Abdul Rasyid, Selasa (29/4/2025).

Menurutnya, tim teknis dari Unmul sudah berada di lapangan dan telah memasang sejumlah alat pemantau pergerakan tanah.

Mereka akan melakukan pengukuran intensif dalam satu hingga dua hari ke depan untuk mendapatkan data akurat.

"Jadi tadi sudah ada tim dari Unmul. Mereka memasang alat untuk mendeteksi pergerakan tanah dan menentukan kondisi geologis wilayah ini. Kita tunggu hasilnya dalam waktu dekat," jelas Rasyid.

Selain menunggu hasil kajian, pihak pemerintah desa bersama warga juga telah berupaya melakukan langkah-langkah mitigasi sementara. Warga yang rumahnya terancam roboh telah diarahkan untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Baca juga: Jalan Poros Samarinda–Balikpapan di Desa Batuah Km 28 Longsor, Masjid dan Rumah Warga Terdampak 

"Untuk relokasi warga, sebenarnya sudah kami usulkan sejak awal. Bahkan sebelumnya, kami sempat mengusulkan agar diberikan bantuan biaya sewa rumah bagi warga yang bersedia pindah sementara ke tempat kos," kata Abdul Rasyid.

Namun, saat itu warga lebih memilih untuk tetap tinggal di sekitar lokasi, hanya meminta agar disediakan tenda di depan rumah mereka.

"Kami sebenarnya mempertimbangkan keselamatan warga, karena jika mereka tetap tinggal di area rawan dan terjadi runtuhan, resikonya sangat besar," ucapnya.

Menurut Abdul Rasyid, pemindahan ke lokasi yang lebih aman menjadi hal yang penting, karena kalau hanya berpindah ke depan rumah, tidak menyelesaikan dari ancaman bahaya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved