Berita Bontang Terkini

Proyek Baku Mutu Air Senilai Rp12 M di Bontang Mandek, Upah Tak Dibayar hingga Dampak bagi Warga

Proyek baku mutu air senilai Rp12 miliar di Bontang mandek, sisakan masalah upah tak dibayar hingga dampak bagi warga.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Muhammad Ridwan
PROYEK TERBELANGKAI - Proyek pembangunan Baku Mutu Air di Kampung Masdarling RT 26, Kelurahan Telihan, Bontang Barat, Kota Bontang, Kalimantan Timur, yang mangkrak. Mesin penyedot air masih beroperasi namun tidak ada aktivitas pekerja. (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Proyek pembangunan baku mutu air di Kampung Masdarling, RT 26 Kelurahan Telihan, Bontang Barat, Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim), mangkrak. 

Padahal, proyek ini menyedot APBD Kaltim 2024 sebesar Rp12 miliar.

Anam, salah seorang pekerja lokal yang ditemui wartawan mengungkapkan, proyek ini merupakan tanggung jawab PT Bumi Lansinrang yang ditunjuk sebagai pihak ketiga.

Dimulai sejak 19 Juni 2024, proyek ini justru menyisakan banyak masalah mulai dari upah pekerja yang belum dibayar hingga dampak lingkungan yang dirasakan warga sekitar.

Ia menjelaskan bahwa sejak pekerjaan dihentikan, para pekerja belum menerima hak mereka.

“Saya dan empat teman, warga di sini belum terima uang lembur. Sementara ada 27 pekerja dari Jawa yang sudah pulang ke daerah asal tanpa dibayar gaji seminggu kerja,” katanya, Jumat (16/5/2025).

Baca juga: Polres Bontang Ungkap Fakta Baru 2 Pelaku Penjambretan yang Terjadi di Bontang Kuala 

Tidak hanya itu, penjaga malam proyek juga disebut belum digaji selama satu bulan.

Dua unit ekskavator milik warga Samarinda bahkan ditarik kembali karena belum ada pembayaran sewa meski sudah digunakan 400 jam.

Satu unit truk sewaan juga belum dibayar selama dua bulan.

Kondisi ini menyebabkan progres proyek yang baru mencapai sekitar 50 persen terhenti total.

Berdasarkan pantauan TribunKaltim.co, mesin penyedot air masih beroperasi namun tidak ada aktivitas pekerja di lapangan.

Di tengah mandeknya proyek, warga sekitar harus menanggung dampak lain.

Dinding aliran sungai yang menjadi jalur irigasi sawit mengalami erosi karena pekerjaan yang tak tuntas.

Aliran air jadi terganggu, lahan pertanian warga pun ikut terdampak.

“Kami minta Pemkot Bontang bersuara ke pemprov. Jangan dibiarkan proyek sebesar ini berhenti begitu saja,” harap Anam.

Baca juga: Polres Bontang Tangkap 2 Pelaku Jambret dengan Modus Pura-pura Minta Diantar ke Suatu Tempat

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved