Berita Samarinda Terkini

Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Positif Dongkrak Mutu SMA IT di Kaltim

Pendidikan di suatu negara merupakan pilar utama dalam mendorong kemajuan bangsa.

|
HO
PENDIDIKAN PILAR UTAMA - Abd. Wahab Syahrani (Kandidat Doktor), Doktoral Manajemen Pendidikan di Universitas Mulawarman. Pendidikan di suatu negara merupakan pilar utama dalam mendorong kemajuan bangsa. (HO/PRIBADI) 

Oleh: Abd. Wahab Syahrani (Kandidat Doktor)

Doktoral Manajemen Pendidikan di Universitas Mulawarman

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pendidikan di suatu negara merupakan pilar utama dalam mendorong kemajuan bangsa. Melalui pendidikan, negara dapat menciptakan dan menghasilkan generasi penerus yang siap melanjutkan cita-cita nasional. Dalam arti luas, pendidikan dimaknai sebagai proses kehidupan itu sendiri, mencakup seluruh pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh individu selama hidup dalam berbagai lingkungan dan kondisi (Amanda, et al., 2025). Oleh karena itu, pendidikan berlangsung sepanjang hayat (long life education).

Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia menjadi prioritas dalam berbagai kebijakan nasional. Di tengah arus globalisasi, kemajuan teknologi, dan dinamika sosial, lembaga pendidikan dituntut menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial. Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kemampuan pimpinan lembaga dalam mengelola sumber daya secara efektif. Kepala sekolah, guru, dan staf menjadi aktor penting dalam mewujudkan sekolah yang berkualitas (Haryaka, 2024).

Baca juga: Jadwal Daftar Ulang SNBP 2025 Universitas Mulawarman, Calon Mahasiswa Baru Jangan Lupa Lapor Diri!

Menurut Soe’oed et al. (2022), kualitas lembaga pendidikan tidak pernah terjadi secara kebetulan, melainkan hasil upaya cerdas, terencana, dan sungguh-sungguh. Apalagi, lembaga pendidikan Islam dituntut tidak hanya menghasilkan siswa unggul secara akademik, tetapi juga memiliki akhlakul karimah dan mampu menerapkan ilmu secara praktis dalam kehidupan (Wulan Sari et al., 2023).

Saat ini, sekolah juga menghadapi tuntutan dari masyarakat dalam bentuk predikat atau status seperti "sekolah unggulan", "berstandar internasional", atau "bersertifikasi ISO". Persaingan antar sekolah tidak hanya terjadi di level teritorial, tetapi juga dari sekolah swasta dengan sistem manajemen yang lebih fleksibel dan adaptif secara ekonomi dibandingkan sekolah negeri (Muhammad Yusuf et al., 2021).

Baca juga: Link Pendaftaran Seleksi Mandiri Unmul 2025 yang Dibuka Besok, Solusi Jika Gagal UTBK SNBT 2025

Dalam dunia pendidikan modern, salah satu pendekatan kepemimpinan yang berpengaruh adalah kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan ini berfokus pada inspirasi, motivasi, visi, karisma, stimulasi intelektual, serta perhatian individual untuk mendorong perubahan positif (Armiyanti et al., 2023). Komariyah (2022) menyebutkan bahwa kepemimpinan transformasional menjadi ciri utama sekolah yang efektif.

Kepemimpinan ini terbukti mampu mendorong inovasi, kolaborasi, dan penciptaan lingkungan belajar yang produktif. Kepala sekolah sebagai pemimpin transformasional dituntut untuk menjadi agen perubahan yang mampu menggerakkan seluruh elemen sekolah.

Selain kepemimpinan, budaya sekolah atau iklim kerja menjadi faktor penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang etis dan kondusif. Budaya ini terbentuk melalui hubungan harmonis antara guru, kepala sekolah, staf, dan dinas pendidikan. Unsur seperti dukungan timbal balik (supportive), persahabatan (collegial), keintiman (intimate), dan kerjasama (cooperative) menjadi indikator budaya kerja yang sehat (Aas Hasanah, 2008 dalam Ridwan, 2010).

Oktavia Fairy et al. (2019) menyebut bahwa budaya sekolah yang positif berpotensi meningkatkan kinerja guru dan efektivitas pembelajaran.

Baca juga: Jadwal Jalur Mandiri Unmul 2025 dan Daya Tampungnya, Bisa Dicoba Jika Tak Lolos UTBK SNBT 2025

Dalam konteks Kalimantan Timur, Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) mengalami pertumbuhan pesat. Dari hanya 5 SMA IT pada tahun 2020, kini telah berkembang menjadi 8 sekolah pada 2025, menunjukkan peningkatan sebesar 60 persen. SMA IT mengadopsi standar mutu SIT yang mengintegrasikan kurikulum nasional dengan nilai-nilai Islam dalam pendekatan holistik (Suyatno, 2015; Usman, 2008).

Konsep keterpaduan diimplementasikan dalam tiga aspek:

1. Keterpaduan antara pendidik dan orang tua.

2. Keterpaduan kurikulum nasional, Islam terpadu, dan kurikulum lembaga.

3. Keterpaduan antar stakeholder pendidikan. (Rojii et al., 2019)

Baca juga: Dosen Unmul Najidah Soroti Pengawasan Kepemilikan Senjata Api Dalam Kasus Penembakan di Samarinda

Penelitian Abd. Wahab Syahrani (2025) menegaskan bahwa kepala sekolah SMA IT di Kalimantan Timur yang menerapkan kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan mutu sekolah secara signifikan. Praktik-praktik seperti supervisi klinis, pelatihan berkelanjutan, kebijakan berbasis data, serta pembentukan komunitas belajar kolaboratif menjadi indikator keberhasilan.

Di SMA IT Kaltim, budaya sekolah mencerminkan nilai disiplin, religiusitas, tanggung jawab, dan kolaborasi. Kegiatan rutin seperti apel pagi, shalat berjamaah, dzikir, bina pribadi islami, dan tahfidz menjadi bagian dari pembentukan karakter siswa dan guru secara menyeluruh.

Kombinasi antara kepemimpinan transformasional dan budaya sekolah yang kuat menghasilkan peningkatan mutu pendidikan secara komprehensif, baik dari aspek akademik, spiritual, sosial, maupun keterampilan abad 21. Siswa menunjukkan kemampuan berpikir kritis, kepemimpinan, dan integritas, sementara guru merasa dihargai dan orang tua terlibat aktif dalam proses pendidikan.

Baca juga: Penjelasan Pihak Unmul Terkait Dugaan Kecurangan saat Pelaksanaan UTBK 2025 di Samarinda 

Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan dan budaya sekolah berpengaruh terhadap mutu pendidikan, meskipun masih ada faktor lain seperti sarana prasarana, kurikulum, dan manajemen sekolah (Sunaengsih, 2017).

Keberhasilan SMA IT di Kalimantan Timur dalam meningkatkan mutu pendidikan tak lepas dari dukungan semua pihak, pengelolaan profesional, serta komitmen pada nilai-nilai Islam. Untuk menjamin keberlanjutan, diperlukan penguatan kapasitas kepemimpinan, pendampingan guru, dan pengembangan budaya sekolah yang adaptif terhadap perubahan.

Pendidikan berkualitas bukanlah produk instan, melainkan hasil proses kolaboratif, strategis, dan berbasis nilai. 

Dewan Penguji : 

Prof. Dr. Laili Komariyah, M.Si. ;

Prof. Dr. Hj. Zaenab Hanim HAM., M.Pd.;  

Prof. Dr. Nurlaili, MP.;

Prof. Dr. Hasbi Sjamsir, M.Hum.;

Dr. H. Usfandi Haryaka, M.Pd.; Dr. H. Asnar, M.Si

 (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Maraknya Fenomena Sound Horeg

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved