Berita Nasional Terkini

Dedi Mulyadi Resmi Hapus PR Sekolah di Jawa Barat, KDM: Perhatikan Kesehatan Mental Siswa

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara resmi menghapuskan pemberian PR bagi seluruh siswa di jenjang pendidikan formal se-Jawa Barat

|
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Amelia Mutia Rachmah
Tangkapan layar Kompas TV/ARSIP
PR DIHAPUSKAN - Tangkapan layar Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dari Kompas TV. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara resmi menghapuskan pemberian pekerjaan rumah (PR) bagi seluruh siswa di jenjang pendidikan formal se-Jawa Barat. (Tangkapan layar Kompas TV/ARSIP) 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebuah langkah revolusioner kembali diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam reformasi dunia pendidikan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara resmi menghapuskan pemberian pekerjaan rumah (PR) bagi seluruh siswa di jenjang pendidikan formal se-Jawa Barat.

Kebijakan ini disampaikan melalui Surat Edaran Nomor 81/PK.03/DISDIK yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada hari Rabu (4/6/2025).

Langkah ini menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi pertama di Indonesia yang secara sistematis menghapus tugas-tugas rumah dalam sistem pendidikan formal, sebuah terobosan yang menuai apresiasi dan rasa ingin tahu dari masyarakat luas.

Dalam surat edaran tersebut, Gubernur Dedi Mulyadi menekankan urgensi mencetak generasi Pancawaluya, yaitu generasi yang Cageur (sehat), Bageur (berbudi), Bener (jujur), Pinter (cerdas), dan Singer (tangguh).

Baca juga: Dedi Mulyadi Dilaporkan Orangtua Siswa ke Bareskrim Imbas Kebijakan Anak Nakal Masuk Barak Militer

Prinsip ini menjadi fondasi kebijakan penghapusan PR yang dinilai tidak lagi relevan dengan kebutuhan pendidikan zaman kini.

“Kami ingin sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dan bermakna, bukan sekadar tempat menumpuk tugas. Pekerjaan rumah bukan lagi keharusan karena kami ingin anak-anak Jawa Barat memiliki keseimbangan antara belajar, bermain, dan membantu lingkungan sosialnya,” ujar Dedi Mulyadi dalam pernyataan resmi yang diterima Kompas.com melalui pesan WhatsApp.

Diganti dengan Pengembangan Minat, Karakter, dan Keterampilan Sosial

Alih-alih memaksa siswa membawa beban akademik hingga ke rumah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Disdik mengarahkan agar seluruh pembelajaran dan tugas diselesaikan dalam jam efektif di sekolah.

Waktu setelah sekolah diarahkan untuk menjadi momen produktif yang menyenangkan dan mendidik melalui aktivitas pengembangan diri.

Beberapa kegiatan yang dianjurkan sebagai pengganti PR antara lain:

  • Membantu orang tua di rumah
  • Mengikuti kegiatan keagamaan
  • Menekuni seni dan budaya daerah
  • Aktif berolahraga atau latihan fisik
  • Kegiatan literasi seperti membaca dan menulis
  • Proyek-proyek kewirausahaan atau keterampilan hidup

Gubernur Dedi menambahkan bahwa harapannya adalah ingin anak-anak punya waktu untuk berkembang secara utuh, tidak hanya secara akademik, tapi juga secara emosional, sosial, dan spiritual.

Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Rencanakan Hapus PR untuk Pelajar, KDM: Selama Ini yang Ngerjain Orangtuanya

Peran Kepala Sekolah dan Guru Jadi Penentu 

Kebijakan ini bukan sekadar imbauan, melainkan instruksi resmi yang harus diimplementasikan oleh seluruh kepala satuan pendidikan di bawah naungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Kepala sekolah diminta mensosialisasikan kebijakan ini ke guru, siswa, dan orang tua, serta memantau pelaksanaannya secara berkala.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved