Berita Samarinda Terkini

Renungan Idul Adha KH Muhammad Rasyid, Makna Haji dan Kurban dalam Membentuk Pribadi Taqwa

KH Muhammad Rasyid menyampaikan pesan mendalam mengenai hakikat ibadah haji dan kurban, serta pentingnya kedua ibadah Idul Adha

Penulis: Nevrianto | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
DUL ADHA - Imam Besar Masjid Baitul Muttawien Islamic Center juga Ketua Ukum Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Timur, KH Muhammad Rasyid menyampaikan keutamaan ibadah kurban memiliki beberapa dimensi pembelajaran juga makna filosofis jika diimplikasikan dalam kehidupan akan membentuk karakter pribadi yang mulia dan kuat dalam nuansa ketakwaan kepada Allah SWT. (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO) 

Lalu keempat ada dimensi persatuan umat dan tanggung jawab sosial. Ibadah haji menjadi momentum persatuan umat Islam sedunia, yang berkumpul dalam satu waktu dan tempat, mengenakan pakaian ihram yang sama tanpa memandang status sosial.

Baca juga: Makna Kurban Idul Adha Bagi Kapolres Mahakam Ulu AKBP Eko Alamsyah, Wujud Ibadah

Dalam konteks kurban, KH Rasyid menekankan tanggung jawab sosial kepada empat golongan ekonomi lemah yang disebutkan dalam Al-Qur’an:

  • Al-Baits: Orang yang sangat miskin hingga terpaksa meminta-minta
  • Al-Faqir: Sangat kekurangan namun tetap menjaga harga diri
  • Al-Qani’: Miskin tapi merasa cukup
  • Al-Mu’tar: Miskin yang sering meminta

Lebih lanjut, KH Rasyid menyampaikan enam simbol utama dalam ibadah haji yang sarat nilai spiritual dan pembentukan karakter:

Ihram yaitu Pakaian putih tak berjahit melambangkan kesucian lahir batin yang harus dipertahankan hingga akhir hayat.

Tawaf, Mengelilingi Ka’bah menggambarkan dinamisme hidup dengan menjadikan Allah sebagai pusat orientasi.

Wukuf di Arafah, Momen introspeksi diri, meninggalkan hiruk pikuk dunia untuk kembali fokus pada pencarian ridha Allah.

Melontar Jumrah, Simbol perjuangan spiritual melawan bisikan setan dan hawa nafsu yang menghalangi ketakwaan.

Sa’i antara Safa dan Marwah, Meneladani perjuangan Hajar dalam mencari air untuk Ismail. Bukit Safa melambangkan niat suci, dan Marwah hasil yang diridhai Allah.

Tahallul, Menggunting rambut sebagai simbol penyucian diri dan awal yang baru dalam perjalanan hidup.

Mengakhiri khutbah, KH Muhammad Rasyid menyerukan kepada seluruh jamaah agar menjadikan momen Idul Adha sebagai refleksi keimanan, peningkatan ketakwaan, serta kepedulian sosial. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved