Berita Samarinda Terkini

Dinkes Samarinda Tegaskan Belum Ada Laporan Resmi dari Faskes Terkait Kasus Konfirmasi Covid-19

Dinkes Kota Samarinda menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi dari fasilitas kesehatan terkait kasus konfirmasi Covid-19

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
KONFIRMASI COVID-19 - Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr. Ismed Kusasih, Kamis (17/4/2025). Beliau menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi dari fasilitas kesehatan terkait kasus konfirmasi Covid-19 dan masyarakat diminta tetap waspada namun tidak panik. (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kabar dua pasien positif antigen Covid-19 yang saat ini tengah dirawat di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda memunculkan kembali kekhawatiran masyarakat akan potensi lonjakan kasus infeksi virus corona. 

Dalam rilisnya, Plt Direktur RSUD AWS Samarinda dr. Indah Puspitasari MARS, menjelaskan bahwa kedua pasien tersebut merupakan warga lokal Kalimantan Timur yang tidak memiliki riwayat perjalanan luar daerah dan saat ini menjalani perawatan karena penyakit penyerta, bukan karena gejala khas Covid-19.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Samarinda Theme Park, Wisata Keluarga Sedia Arena Salju hingga Bianglala Tinggi

“Varian baru tidak menunjukkan gejala berat maupun peningkatan angka kematian, tapi kewaspadaan tetap penting,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi dari fasilitas kesehatan terkait kasus konfirmasi Covid-19 dan masyarakat diminta tetap waspada namun tidak panik.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr. Ismed Kusasih. 

“Belum ada info dari faskes (fasilitas kesehatan primer maupun rujukan seperti Puskesmas, Labkesmas dan RS),” ujar dr. Ismed saat dikonfirmasi TribunKaltim.co pada Senin (9/6/2025).

Meski demikian, ia menegaskan bahwa Dinkes Kota Samarinda tetap siaga dan telah menetapkan sistem pelaporan yang aktif selama 24 jam penuh melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Responsif (SKDR).

“Sesuai dengan edaran kami siap 24 jam kalau ada laporan tentang hal tersebut. Ya, SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Responsif) selalu 24 jam untuk laporan dari puskesmas, labkes ataupun RS,” tambahnya.

Dalam kondisi meningkatnya kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus Covid-19, dr. Ismed juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh, serta menggunakan alat pelindung diri jika diperlukan.

“Himbauan agar masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dini, memperkuat daya tahan tubuh dan kalau perlu pemakaian APD (alat pelindung diri),” tuturnya.

Diketahui, Kementerian Kesehatan RI melalui Surat Edaran Nomor SR.03.01/C/1422/2025 juga telah meminta seluruh Dinas Kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lonjakan kasus Covid-19, menyusul peningkatan kasus di negara-negara Asia seperti Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura. 

Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa varian Covid-19 dominan yang saat ini menyebar di kawasan Asia meliputi XEC dan JN.1 di Thailand, LF.7 dan NB.1.8 di Singapura, serta MB.1.1 yang kini menjadi varian dominan di Indonesia.

Senada dengan pernyataan terpisah Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dr. Ismed meminta agar masyarakat tidak panik. Sebab walaupun ada tren kenaikan kasus, varian yang beredar saat ini relatif tidak mematikan.

“Dari Kementerian hanya menyampaikan kepada kabupaten/kota untuk mewaspadai,” ujarnya singkat.

Hingga berita ini diturunkan, Dinas Kesehatan Kota Samarinda masih menunggu laporan resmi dari fasilitas kesehatan dan terus melakukan pemantauan secara aktif terhadap kondisi kesehatan masyarakat melalui sistem pelaporan yang telah disiapkan. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved