Kesehatan
Mengapa Kesehatan Mental Sama Pentingnya dengan Kesehatan Fisik?
Kesehatan mental adalah bagian integral dari kesejahteraan keseluruhan kita, sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Kesehatan mental adalah bagian integral dari kesejahteraan keseluruhan kita, sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Sering kali, penyakit mental masih diselimuti stigma, padahal faktanya, kondisi ini sangat umum dan dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang.
Lantas, apa itu kesehatan mental?
Kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial kita.
Ini memengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan bertindak.
Kesehatan mental yang baik memungkinkan kita menghadapi stres kehidupan, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada komunitas kita.
Sebaliknya, gangguan kesehatan mental dapat memengaruhi secara signifikan kemampuan seseorang untuk menjalani tugas sehari-hari, mengelola emosi, dan berinteraksi sosial.
Data menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental sangat umum terjadi.
Menurut National Institute of Mental Health (NIMH) di Amerika Serikat, diperkirakan lebih dari satu dari lima orang dewasa di AS hidup dengan penyakit mental.
Pada tahun 2022, angka ini mencapai sekitar 59,3 juta orang dewasa atau 23,1 persen dari populasi dewasa AS.
Lebih dari setengah dari mereka yang mengalami penyakit mental (54,7 % ) tidak menerima pengobatan, yang berarti lebih dari 28 juta individu tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Di Inggris, organisasi seperti Mind dan NHS (National Health Service) juga secara aktif mengkampanyekan pentingnya kesehatan mental.
Kondisi mental yang paling umum memengaruhi orang dewasa di Inggris termasuk gangguan kecemasan campuran dengan depresi, gangguan kecemasan umum (GAD), dan episode depresi sedang hingga berat.
Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia juga menghadapi tantangan serius terkait kesehatan mental.
Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa 6,1 % penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental.
Lebih spesifik, survei berskala nasional Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) Tahun 2022 mencatat bahwa satu dari tiga remaja (34,9 % ) atau setara dengan 15,5 juta remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.
Mirisnya, hanya sekitar 2,6 % remaja dengan masalah kesehatan mental yang pernah mengakses layanan dukungan atau konseling.
Masalah lain di Indonesia adalah rasio psikiater yang masih sangat timpang, yaitu sekitar 1:200.000 penduduk, jauh dari standar WHO yang mengisyaratkan 1:30.000. Selain itu, sebaran psikiater juga belum merata, masih terkonsentrasi di kota-kota besar.
Dampak pada Kehidupan Sehari-hari
Kesehatan mental yang buruk dapat memiliki dampak yang mendalam pada berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk:
- Pengaturan Emosi: Kesulitan mengelola respons emosional terhadap pengalaman sehari-hari.
- Fungsi Kognitif: Memengaruhi konsentrasi, memori, kemampuan memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan.
- Hubungan Sosial: Dapat menyebabkan penarikan diri dari lingkungan sosial, konflik interpersonal, dan perasaan terisolasi.
- Produktivitas: Memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi di tempat kerja atau dalam tugas sehari-hari, menyebabkan penurunan produktivitas atau absensi.
Mencari Bantuan dan Mengelola Kesehatan Mental
Penting untuk diingat bahwa gangguan kesehatan mental adalah kondisi medis yang dapat diobati, sama seperti penyakit fisik.
Mencari bantuan adalah langkah pertama yang krusial. Sumber daya yang tersedia meliputi:
- Profesional Kesehatan Mental: Psikolog, psikiater, dan konselor dapat memberikan diagnosis, terapi, dan manajemen pengobatan yang sesuai.
- Dukungan Komunitas: Organisasi yang menawarkan saran dan dukungan untuk memberdayakan siapa pun yang mengalami masalah kesehatan mental.
- Layanan Kesehatan Nasional: NHS di Inggris menyediakan berbagai layanan kesehatan mental, termasuk terapi bicara (talking therapies) yang dapat diakses langsung tanpa rujukan dokter umum.
- Gaya Hidup Sehat: Mengadopsi kebiasaan sehat seperti diet seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan menjaga koneksi sosial dapat berkontribusi besar pada kesehatan mental yang baik.
Kesehatan mental adalah perjalanan, bukan tujuan.
Dengan pemahaman yang tepat, dukungan yang memadai, dan akses ke perawatan, setiap individu dapat mengelola kondisi mereka dan menjalani kehidupan yang bermakna dan memuaskan.
Mari kita terus berupaya menghilangkan stigma dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi kesehatan mental setiap orang. (*)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
14 Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan, dari Imun hingga jantung |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Camilan Sehat untuk Penderita Diabetes, Cegah Lonjakan Gula Darah |
![]() |
---|
Ingin Berhenti Merokok? Coba 10 Tips Efektif Ini untuk Lawan Kecanduan Nikotin |
![]() |
---|
6 Manfaat Tauge untuk Kesehatan, Cegah Stroke hingga Tingkatkan Daya Tahan Tubuh |
![]() |
---|
Waspada, 8 Dampak Negatif Minum Soda Terlalu Sering bagi Kesehatan Tubuh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.