OPINI

Awas!, Jangan Salah Memilihkan Jurusan Anak di SMK, Ini Dampaknya!

SMK atau sekolah vokasi menjadi alternatif yang menarik bagi siswa dan orangtua yang memang ingin segera bekerja setelah lulus.

IST
Normawati, SPd, Guru BP SMK Negeri 6 Balikpapan/Mahasiswa MBK UAD 

Awas!, Jangan Salah Memilihkan Jurusan Anak di SMK, Ini Dampaknya!

Oleh: Normawati, SPd, Guru BP SMK Negeri 6 Balikpapan/Mahasiswa MBK UAD

TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa hari lagi pendaftaran SPMB (Seleksi Penerimaan Murid Baru) atau tahun lalu masih di sebut PPDB (Pendaftaran Peserta Didik Baru) untuk SMA/SMK sederajat. 

Sekolah vokasi atau SMK menjadi alternatif yang menarik bagi siswa dan orangtua yang memang ingin segera bekerja setelah lulus.

Pasalnya, lulusan SMK sudah dibekali dengan hard skill untuk bisa terjun langsung ke dunia kerja. 

Selain itu di SMK juga banyak kelas-kelas industri yang mana lulusan dari kelas tersebut tidak perlu lagi mencari pekerjaan di tempat lain karena sudah secara otomatis akan diserap oleh perusahaan yang sudah membuat MoU dengan sekolah.

Ada banyak sekali jurusan menarik yang bisa di pilih di SMK, namun sayangnya sebagai guru BK, saya sering menemukan siswa salah memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Bisa jadi karena pilihan orangtuanya, atau ikut-ikutan teman. Atau bisa juga asal pilih jurusan yang penting masuk dan diterima di sekolah negeri.

Baca juga: Cegah Praktik "Lewat Jendela", Pemkot Samarinda Perketat Pengawasan SPMB 2025 dengan Tim Khusus

Banyak yang beranggapan bahwa jurusan bisa di ganti di tengah jalan, atau “ ya sudah nanti cari kerja yang lain saja yang penting bisa sekolah”.

Padahal tidak sesederhana itu, alah memilih jurusan  bisa mengakibatkan tekanan psikologis sehingga sangat fatal dan berdampak panjang pada masa depan anak. 

Berikut dampak dari kesalahan memilih jurusan di SMK:

1. Kehilangnya semangat belajar dan motivasi

Bayangkan seorang anak harus belajar hal yang tidak disukai setiap hari selama tiga tahun. Rasa bosan, putus asa, dan bahkan benci terhadap pelajaran bisa muncul. Akibatnya anak mulai enggan pergi ke sekolah dengan berbagai alasan, atau menghilang dari kelas pada saat KBM berlangsung.

2. Pemborosan waktu dan tenaga

Tiga tahun di SMK bukanlah waktu yang singkat. Jika salah jurusan, waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk mengembangkan potensi diri malah terbuang percuma. 

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Kaltim Bisa Menggugat!

 

Mengapa Rakyat Mudah Marah?

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved