Berita Nasional Terkini
Nadiem Makarim sebut Pengadaan Laptop Chromebook Didampingi Jamdatun, Respons Kejagung
Mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim sebut pengadaan laptop Chromebook didampingi Jamdatun. Respons Kejagung terkait pengakuan Nadiem Makarim.
Dalam pengadaan Chromebook ini, Jamdatun melakukan pendampingan hukum kepada Kemendikbud Ristek.
“Jadi, pendampingan yang dimaksud adalah memberikan pendapat hukum terkait dengan itu,” lanjutnya.
Sebelum pengadaan laptop dilakukan, Jamdatun disebutkan telah memberikan rekomendasi agar laptop yang dibeli menggunakan sistem operasi Windows, bukan Chromebook.
“Sejak awal, kita sudah sampaikan bahwa terkait dengan kasus posisi pengadaan Chromebook, ini kan dari tim teknis di awal merekomendasikan supaya ini lebih kepada pemanfaatan sistem Windows,” katanya.
Namun, pada perjalanannya, Kemendikbud Ristek justru melakukan pengadaan untuk laptop berbasis Chromebook.
Harli mengatakan, rekomendasi yang diberikan tidak bersifat mengikat atau wajib dilaksanakan.
“Bahwa itu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan, itu sangat tergantung pada lembaga yang meminta, yang memohon (pendampingan),” katanya.
Alasan Nadiem Makarim Pilih Chromebook
Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengungkap alasan pengadaan laptop Chromebook, yang digunakan untuk membantu mengejar learning loss siswa pada masa pandemi Covid-19.
Nadiem menegaskan bahwa proses pengadaan laptop Chromebook ini dilakukan secara hati-hati dan penuh kajian yang detail.
Bahkan, Kemendikbudristek menggandeng Jaksa Agung Muda bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) untuk mengawasi proses pengadaannya.
“Tim di Kemendikbudristek melakukan kajian mengenai perbandingan antara Chromebook dan operating system lainnya,” ungkap Nadiem saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
“Dan satu hal yang sangat jelas pada saat saya mencerna laporan ini adalah dari sisi harga Chromebook itu kalau speknya sama selalu 10-30 persen lebih murah,” imbuhnya.
Selain itu, ia menambahkan, operating systemnya, yaitu Chrome OS, gratis. Sedangkan operating system untuk laptop jenis lainnya berbayar.
“Dan bisa berbayar sampai Rp 1,5 sampai 2,5 juta tambahan,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa pengadaan laptop ini dilakukan untuk mendukung fungsi pendidikan, serta menjaga keamanan data siswa dan guru-guru pengajar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.