Breaking News

Lifestyle

Kekuatan Menolak, Mengapa Mengatakan 'Tidak' Penting untuk Kesehatan Mental

Pernahkah merasa sulit untuk mengatakan "ya" pada hal-hal yang sebenarnya ingin katakan "tidak"? pahami mengapa Anda melakukannya dan kiat-kiatnya.

|
Editor: Yara Tahnia
Canva/TribunKaltim
BERANI BILANG TIDAK - Ilustrasi say 'NO'. Seberapa sering Anda mengatakan "Ya" padahal Anda sebenarnya ingin mengatakan "Tidak"? Baik itu menerima pekerjaan tambahan, menghadiri acara yang membuat Anda terlalu lelah atau setuju untuk membantu saat Anda sedang lelah banyak orang kesulitan untuk mengatakan tidak. (Canva/TribunKaltim) 

TRIBUNKALTIM.CO - Seberapa sering Anda mengatakan "Ya" padahal Anda sebenarnya ingin mengatakan "Tidak"? Baik itu menerima pekerjaan tambahan, menghadiri acara yang membuat Anda terlalu lelah atau setuju untuk membantu saat Anda sedang lelah banyak orang kesulitan untuk mengatakan tidak.

Mengapa? Karena kita takut mengecewakan orang lain, dianggap egois atau merusak hubungan.

Namun, terus-menerus mengatakan ya akan berakibat buruk, kelelahan, kebencian, kecemasan dan terputusnya hubungan dengan kebutuhan kita yang sebenarnya.

Mengatakan tidak bukan berarti penolakan melainkan tentang perlindungan.

Ini tentang memilih diri sendiri dengan rasa hormat, niat dan integritas.

Baca juga: Mengapa Kesehatan Mental Sama Pentingnya dengan Kesehatan Fisik? 

Membahas mengapa mengatakan tidak penting bagi kesehatan mental, pola psikologis di balik cara menyenangkan orang lain dan cara praktis untuk mulai menetapkan batasan tanpa rasa bersalah. 

Mengapa Mengatakan Tidak Terasa Sulit?

Sejak kecil banyak dari kita yang terbiasa mencari persetujuan.

Kita belajar bahwa bersikap menyenangkan, suka menolong atau santai akan menghasilkan pujian dan penerimaan.

Sebaliknya, mengatakan "tidak" bisa membuat kita merasa mengecewakan seseorang atau menyebabkan konflik. 

Secara psikologis, hal ini terkait dengan:

BERANI BILANG TIDAK - Ilustrasi say 'NO'. Seberapa sering Anda mengatakan
BERANI BILANG TIDAK - Ilustrasi say 'NO'. Seberapa sering Anda mengatakan "Ya" padahal Anda sebenarnya ingin mengatakan "Tidak"? Baik itu menerima pekerjaan tambahan, menghadiri acara yang membuat Anda terlalu lelah atau setuju untuk membantu saat Anda sedang lelah banyak orang kesulitan untuk mengatakan tidak. (Canva/TribunKaltim)
  • Takut ditolak atau ditinggalkan
  • Harga diri rendah
  • Perlu validasi tambahan 
  • Pengondisian sosial seputar kesopanan, terutama pada wanita atau budaya kolektivis

Akibatnya, mengatakan ya menjadi hal yang wajar meskipun itu tidak sehat.

Namun, terus-menerus memprioritaskan orang lain daripada diri sendiri akan menyebabkan kelelahan emosional dan hilangnya identitas pribadi.

Dampak Kesehatan Mental karena Selalu Mengatakan Ya

Terus-menerus menyetujui hal-hal yang tidak ingin dilakukan akan menciptakan konflik internal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved