Berita Nasional Terkini

Desakan Pemakzulan Gibran, Pengamat Singgung Reaksi Prabowo hingga Politik Sandera Fraksi di DPR

Desakan pemakzulan Gibran sebagai Wapres tak kunjung diproses, Pengamat singgung reaksi Prabowo hingga politik sandera.

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Rahel
PEMAKZULAN GIBRAN - Dalam foto: Gibran Rakabuming Raka saat berada di Kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (9/12/2023) lalu. Desakan pemakzulan Gibran sebagai Wapres tak kunjung diproses, Pengamat singgung reaksi Prabowo hingga politik sandera yang dilakukan fraksi-fraksi DPR. 

TRIBUNKALTIM.CO - Desakan pemazulan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden (Wapres) hingga saat ini belum diproses.

Pengamat Ray Rangkuti menyinggung mengenai sikap Prabowo terkait pemakzulan Gibran hingga politik sandera dari fraksi-fraksi di DPR RI.

Pernyataan Ray Rangkuti yang menyoroti update usulan pemakzulan Gibran ini di video yang diunggah di kanal YouTube Satu Visi Utama, Kamis (19/6/2025) lalu.

Diketahui, Forum Purnawirawan TNI telah mengajukan usulan pemakzulan Gibran beberapa waktu lalu ke DPR/MPR.

Baca juga: Rocky Gerung Sebut Usulan Pemakzulan Gibran oleh Purnawirawan Sebagai Tekanan Publik yang Dibutuhkan

Namun hingga saat ini, belum ada pembahasan terkait usulan pemakzulan Gibran yang dilayangkan Forum Purnawirawan TNI tersebut.

Ray Rangkuti mengatakan, "Kalau saya baca sih, kelihatan kasus ini mau disimpan itu, ya. Disimpan, belum tentu dibekukan. Ini dua hal yang bereda ya, disimpan dulu nih.

Nah, itu kelihatan gelagatnya sekarang, partai-partai politik mau menjadikan kasus ini sebagai simpanan yang boleh jadi kapan waktu akan dikeluarkan atau ya sekalian dibekukan, tergantung."

"Dalam bahasa yang lain ya polemik ini akan dijadikan semacam politik sandera gitu oleh banyak anggota parlemen, banyak fraksi-fraksi di parlemen. Jadi bukan hanya satu atau dua, tapi saya kira di banyak tempat gitu."

Menurut Ray Rangkuti, asumsi soal politik sandera tersebut dapat dilihat dari dua hal. 

Yakni, reaksi Presiden RI Prabowo Subianto dan kemungkinan apakah tuntutan Forum Purnawirawan TNI untuk pemakzulan Gibran akan dibacakan di DPR setelah masa reses yang berakhir pada 23 Juni 2025 nanti.

Menurut Ray, Prabowo hingga saat ini masih anteng-anteng saja dengan adanya desakan pemakzulan Gibran.

Sehingga, desakan pemakzulan ini tidak segera diproses.

"Maka asumsi saya ini dilihat dari dua hal.

Pertama, reaksi Pak Prabowo sendiri yang sampai sekarang kalem dengan tuntutan inim yang nggak menunjukkan secara tegas di mana sih sebetulnya posisi beliau itu.

Apakah mendukung atau menerima atau menolak rencana para purnawirawan ini," kata Ray.

Selanjutnya, Ray Rangkuti menilai, desakan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka juga kemungkinan tidak akan diselesaikan dengan cepat.

Sebab, jika dibawa ke DPR, tuntutan pemakzulan Gibran juga belum tentu ditindaklanjuti.

Sehingga, semakin memantapkan bahwa tuntutan tersebut hanya akan dijadikan sandera politik.

"Yang kedua adalah mungkin tanggal 23 akan dibacakan ya, tapi itu kan masih pembacaan. Nah, soal apakah mereka akan melanjutkan atau tidak, nah itu baru langkah berikutnya.

Tapi, apakah surat ini akan ditindaklanjuti DPR? Nah, itu juga lagi-lagi jadi barang simpanannya," jelasnya.

"Oleh karena itulah, mungkin persoalan ini enggak akan cepat. misalnya dalam setahun ini akan realisasi, boleh jadi gak gitu atau bahkan 3 tahun dari sekarang baru diselesaikan oleh DPR," tambah Ray.

"Nah, jadi misalnya itu dibacakan di paripurna disimpan tahun ini dianggap, tidak dibahas. Tahun depan gak dianggap, dibahas.

Baru tahun berikutnya gak dianggap, dibahas. Karena tidak otomatis harus dibahas pada tahun yang sama. itu jadi disimpan dulu nih," imbuhnya.

Politik Sandera Lazim Dilakukan Jokowi

Kemudian, Ray Rangkuti menilai politik sandera yang saat ini diterapkan pada tuntutan pemakzulan Gibran adalah bentuk politik yang lazim dilakukan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Nah, kenapa mereka simpan? Ya itu tadi, pertama politik Indonesia ini politik sandera. Politik yang lazim dilakukan oleh Pak Jokowi sendiri juga," papar Ray.

"Pak Jokowi ya menyimpan banyak rahasia orang untuk dijadikan sebagai sandera politik gitu.

Nah, ini berlaku lagi nih kepada saudara Gibran. Jadi, ibaratnya kalau nanti ada apa-apa dan sebagainya, pakailah ini ya," tambahnya.

Selanjutnya, Ray Rangkuti menilai politik sandera atas pemakzulan Gibran ini menguntungkan bagi Prabowo dan partai politik.

Sebab, jika terkesan menolak tegas, mereka akan terkesan jahat.

"Nah, apakah ini menguntungkan bagi partai-partai? Sangat menguntungkan politik sandera ini. Bagi Pak Prabowo juga sangat menguntungkan," kata Ray.

"Dan itulah sebabnya saya mengatakan tadi mengapa sikap Pak Prabowo dan Gerindra kelihatan enggak jelas.

Sebab kalau mereka sebetulnya menolak, saya kira begitu surat itu masuk ke presiden terlebih dahulu tuh reaksi nuansa penolakannya itu sudah kejahatan gitu," ujarnya.

Baca juga: Usulan Pemakzulan Gibran sebagai Wapres Terhenti di Parlemen? Istana Bungkam, Serahkan ke DPR

(Tribunnews.com/Rizki A.)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ray Rangkuti Sebut Desakan Pemakzulan Gibran Jadi Politik Sandera, Singgung Reaksi Prabowo Subianto
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved