Berita Samarinda Terkini
Citra Niaga Samarinda, Saksi Perjalanan Panjang Pedagang Kaki Lima Menjadi Pelaku Usaha Suvenir
Citra Niaga di Kota Samarinda telah lama dikenal sebagai sentra perbelanjaan suvenir dan oleh-oleh khas Kalimantan
Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Citra Niaga di Kota Samarinda telah lama dikenal sebagai sentra perbelanjaan suvenir dan oleh-oleh khas Kalimantan.
Kawasan yang mulai berkembang sejak 1987 ini bukan hanya menjadi pusat ekonomi kreatif, tetapi juga menyimpan cerita perjuangan panjang para pedagangnya, termasuk Paji Warsono, salah satu pedagang yang telah menghabiskan puluhan tahun hidupnya di sana.
Pria asal Nganjuk, Jawa Timur ini merantau ke Samarinda sejak masih muda. Saat itu, kawasan Citra Niaga belum terbentuk seperti sekarang, masih berupa lapak-lapak sederhana para pedagang kaki lima.
“Dari Nganjuk baru melantau ke sini sejak muda baru. Iya sejak masih muda saya,” kenang Paji saat di wawancarai oleh TribunKaltim.co. Sabtu (28/6/2025)
Paji memulai usahanya sebagai pedagang kaki lima di tepi jalan yang kini berada di belakang Pasar Citra Niaga.
Baca juga: Update 30 Titik Banjir di Samarinda: Kawasan Citra Niaga hingga Simpang Lembuswana Tergenang Dalam
Bersama para pedagang lain, ia kemudian tergabung dalam pembentukan koperasi.
Setelah itu, pendataan yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda di bawah kepemimpinan Wali Kota Abdul Waris Husain.
Upaya itu kemudian mengarah pada pembangunan kios-kios permanen dan penataan kawasan perdagangan yang lebih rapi.
“Kita dulu pedagang kaki lima pedagang di luar di jalanan itu sebelum di sini,” ujarnya
Pada tahun 1987, para pedagang mulai menempati kios-kios resmi yang telah dibangun, termasuk Paji Warsono. Awalnya, hanya sedikit kios yang menjual oleh-oleh khas Kalimantan. Sebagian besar justru menjual kebutuhan pokok seperti sembako, pakaian, dan sepatu.
Paji Warsono pun merasakan dinamika pasar yang terus berubah. Ia mengungkap bahwa antara tahun 1997 hingga 2000, Citra Niaga pernah mencapai masa kejayaannya.
“Citra Niaga dulu kan ramai. Ramai malu tahun 97 kan, 97-2000 itu masih ramai. Lama kelamaan, lama kelamaan agak kurang, mengurang-mengurang,” ujarnya
Melihat kondisi yang berubah dan daya beli masyarakat yang menurun, sekitar tahun 2005 Paji memutuskan untuk tidak lagi menjual sepatu dan mulai beralih ke produk suvenir khas Kalimantan.
“Makanya dulu kan saya jual sepatu, berubahlah saya mencari situasi apa yang harus aku lakukan supaya usaha ini bisa berjalan lagi normal lagi kan. Itulah jual souvenir,” katanya.
Perubahan tersebut sempat membawa angin segar bagi usaha Paji, namun pandemi Covid-19 pada 2019 kembali memukul kondisi pasar. Hingga kini, ia mengakui penjualannya belum sepenuhnya pulih.
Baca juga: Aksi Bersih-Bersih Citra Niaga, Pemkot Samarinda Bakal Rutinkan Agenda Gotong Royong
Penumpang dan Pengelola Bus Anggap Terminal Bayangan Samarinda Mudahkan Akses, Harga Tiket Sama |
![]() |
---|
Sistem Tilang ETLE di Samarinda Belum Berfungsi, Ribuan Pengendara Masih Melanggar Lalulintas |
![]() |
---|
Alasan Penumpang Pilih Terminal Bayangan Samarinda: Langsung Berangkat, Lebih Cepat |
![]() |
---|
PUPR Samarinda Hanya Fokus Bangun Insinerator dan Pengelolaan Diserahkan ke DLH |
![]() |
---|
Terminal Bayangan Samarinda tak Langgar Lalulintas Malah Mudahkan Akses Penumpang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.