Berita Kaltim Terkini

Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi, DPRD Kaltim Desak Perluas Puskesmas Plus

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Andi Satya Adi Saputra, menyoroti masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di wilayah Kaltim.

HO/DPRD KALTIM
ANGKA KEMATIAN TINGGI - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Andi Satya Adi Saputra, menyoroti masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di wilayah Kaltim. Ia mendorong perluasan layanan Puskesmas Plus, penguatan infrastruktur, hingga digitalisasi sistem rujukan sebagai langkah konkret yang harus segera dilakukan pemerintah daerah. (HO/DPRD KALTIM) 

Sementara itu, kematian bayi didominasi oleh kelainan kongenital, diare, pneumonia, DBD, dan Covid-19, dengan angka tertinggi terjadi pada usia 0–6 hari (75 persen dari total kasus).

Baca juga: Ibu dan Bayi 11 Hari Dideportasi Malaysia Melalui Nunukan, Melahirkan saat di Tahanan Imigresen

Tren kematian bayi:

2020: 662 kasus

2021: 702 kasus

2022: 592 kasus

Wilayah geografis yang sulit dijangkau dan keterlambatan rujukan medis juga disebut sebagai penyumbang utama tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kaltim. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved