Berita Penajam Terkini

Kisruh Zonasi di Penajam, Disdikpora PPU Masih Cari Solusi Terbaik untuk Siswa Tak Lolos SPMB

Disdikpora Penajam Paser Utara (PPU) belum memutuskan solusi yang tepat, terkait dengan permasalahan pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB)

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
KISRUH SMPB PENAJAM - Pihak Disdikpora saat mendengar keluhan warga Kelurahan Nipah-nipah di SD 014 Penajam, Jumat (4/7/2025). Disdikpora Penajam Paser Utara (PPU) belum memutuskan solusi yang tepat, terkait dengan permasalahan pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). (TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU) 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Penajam Paser Utara (PPU) belum memutuskan solusi yang tepat, terkait dengan permasalahan pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).

Masalah zonasi, pada SPMB 2025 dikeluhkan masyarakat Kelurahan Nipah-nipah Kecamatan Penajam.

Kepala Disdikpora PPU Andi Singkerru pun tak bisa memberikan solusi secara langsung usai mendengar keluhan warga, pada Jumat (4/7/2025).

"Masih dalam proses untuk mencari solusi terkait permasalahan siswa yang tidak diterima, akan dirapatkan lagi selanjutnya," ungkapnya.

Meski telah mengajak perwakilan masyarakat untuk berdiskusi, tetapi nampaknya belum menemui kesepakatan, sehingga diputuskan untuk rapat lagi di Kantor Disdikpora.

Baca juga: Warga Nipah-nipah Persoalkan Jalur Zonasi SPMB 2025 di Penajam Paser Utara Kaltim

Disinggung mengenai kemungkinan diskresi, kata Andi Singkerru hal itu menjadi kewenangan pimpinan daerah, sehingga ia tidak bisa serta merta memutuskan.

"Namanya diskresi kan pimpinan itu, yang jelas kita mau solusi yang terbaik," sambungnya.

Warga Kelurahan Nipah-nipah protes lantaran anak-anak mereka banyak yang tidak lolos jalur zonasi, terutama di SD 014 Penajam.

SD 014 Penajam, merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di kelurahan tersebut.

Selama ini, warga mengaku bahwa solusi yang ditawarkan pihak Disdikpora jika tak lolos jalur zonasi yakni mencari sekolah lain yang masih kosong.

Tetapi, sekolah-sekolah itupun jaraknya cukup jauh sehingga dinilai menyulitkan warga. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved