Berita Kaltim Terkini
Bank Indonesia Sebut Lahan Bekas Tambang Bisa Dimanfaatkan Kaltim untuk Program Swasembada Pangan
Bank Indonesia Kaltim melihat potensi lahan bekas tambang bisa dimanfaatkan sebagai penunjang program swasembada pangan
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur (Kaltim) melihat potensi lahan bekas tambang bisa dimanfaatkan sebagai penunjang program swasembada pangan.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi Kaltim kini mulai mengarahkan pengembangan sektor pertanian sebagai penggerak ekonomi daerah.
Pasalnya, Kaltim sendiri berada pada ketidakpastian sektor pertambangan yang kini kondisinya masih melandai.
Pengembangan tanaman pangan menjadi alternatif strategis untuk menjaga ketahanan ekonomi regional.
“Tentu ada hambatan, kondisi geografis Kaltim yang berbeda dengan Pulau Jawa atau Pulau lain tentu menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan pertanian,” ungkap Kepala KPw-BI Kaltim, Budi Widihartanto, Kamis (17/7/2025).
Baca juga: Polda Kaltim Tahan Aktor Utama Tambang Ilegal di Hutan Pendidikan Unmul Samarinda
Intervensi dan insentif dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, mendukung para petani juga dirasa sangat dibutuhkan.
Kesuburan lahan yang tidak seoptimal di daerah lain, serta adanya struktur biaya produksi juga mesti dipikirkan.
Menurut Budi, program strategis pengembangan lahan produktif di area bekas tambang bisa menjadi terobosan.
“Dua sasaran sekaligus bisa dicapai, swasembada pangan dan penggerakan ekonomi lokal,” sarannya.
Konsep tersebut dinilai Budi sebagai win-win solution, karena lahan bekas bisa dieksploitasi untuk kepentingan produktivitas pertanian jangka panjang.
Baca juga: Bank Indonesia Balikpapan Luncurkan Program Wakaf Produktif, Dorong Ekonomi Syariah di Kaltim
Tentu, ini juga mendukung transformasi, serta diperlukan juga skema pembiayaan melalui pendekatan multi-institusional.
Lanjut Bank Indonesia Pusat sendiri, mereka menggelontorkan Kredit Likuiditas Makroprudensial (KLM) dengan insentif penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 5 persen bagi perbankan yang menyalurkan kredit ke sektor pertanian.
Di tingkat regional, Bank Indonesia Kaltim sendiri mengoperasikan program Bina Etam.
“Kolaborasi strategis dengan Pemprov Kaltim untuk mengakselerasi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program ini dirancang untuk meningkatkan akses pembiayaan, literasi keuangan, serta memperkuat sinergi antar lembaga terkait UMKM,” bebernya.
Dukungan dari pemerintah pusat sendiri lewat optimalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang terus didorong Kementerian Keuangan untuk sektor pertanian.
Baca juga: Konflik Lahan Akibat Tambang Ilegal di Loa Raya, Pemdes Siapkan Mediasi Lapangan
Transfer ke Daerah Dipangkas, Ekonom sebut 2 Langkah Realistis Kaltim, Jangan Ganggu Hajat Publik |
![]() |
---|
Top 5 Daerah dengan Jumlah Lulusan S1 Terbanyak di Kalimantan Timur |
![]() |
---|
DPRD Sarankan Pemprov Kaltim Lobi Pusat agar Dana Transfer tak Dipangkas |
![]() |
---|
APBD dan Program Gratispol Hadapi Tantangan Serius Imbas Dana Transfer Pusat ke Kaltim Dipangkas |
![]() |
---|
3 Daerah dengan Produksi Nangka dan Cempedak Terbesar di Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.