Viral Lokal

Anak 8 Tahun di Samarinda Diborgol, Ini Cerita Ayah Kandungnya

Hosea Edward Gideong, ayah dari bocah 8 tahun yang diborgol di Samarinda akhirnya buka suara mengenai anaknya yang diborgol

TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON
DIBORGOL -  Seorang anak berusia 8 tahun di Samarinda diborgol ayah kandung. Hal ini dilakukan agar sang anak tidak keluar rumah. (TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON) 

"Nah sekarang saya kerja staf administrasi, karena sebelumnya security," lanjutnya. 

Disinggung soal isu anaknya yang memiliki gangguan mental , pria yang memiliki anak empat itu, menyampaikan buah hati pertamanya itu sehat-sehat saja dan tidak ada masalah. 

"Kalau ganggu ndka, anak ini aktif sekali dan dia senang berteman. Dia normal, cuma hiper aktif, tidak bermasalah," tegasnya. 

Namun pria itu, mengakui bahwa dirinya tidak memiliki banyak waktu untuk bisa bermain bersama anak-anak.

"Kalau masalah mendidik, bukan masalah mendidik, rasanya waktu saya berkurang. Kalu dari pagi sampai sore saya kerja, kemudian kalau ada kerja lembur saya sampe pulang malam, anak tidur, begitu juga pagi saya pergi anak masih tidur," jelasnya. 

Baca juga: Viral Bocah 8 Tahun di Samarinda Diborgol Ayah Sendiri, Ibu Tiri Beber Motif Suami Borgol Anak

Ia menambahkan, meski tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah terhadap keluarganya, bukan masalah utama dalam keluarga tersebut. 

"Kalau masalah bantuan sebelum kejadian ini, bawasanya saya tidak merasa bahwa kita tidak bisa apa-apa nih, ya kekurangan dan kelebihan saya tetap tanggung jawab," ucapnya. 

Diketahui bocah usia 8 tahun itu yang seharusnya duduk dibangku kelas 2 SD itu, namun hingga kini Ia belum menikmati rasanya duduk di dunia pendidikan. 

"Ya, saya sempat masukkan dia di TK, tapi yang berteman sama dia ini kan nda  senang, sering juga dipukuli oleh temannya perempuannya disitu," katanya. 

Pria berusia 41 tahun dan memiliki anak empat itu pun sangat menyesal atas perbuatannya itu terhadap putra pertamanya itu. 

"Ia saya mengaku salah. Yang saya sayangkan itu juga ya, kata-kata di media sosial. Semua cacian itu, menyayangkan bahasanya, bahasan yang anak saya diborgol lah, saya menyiksa, saya menyeret lah, borgolnya dibawah pohon ceri, saya telantarkan itu, itu tidak ada," ujarnya.

Saat ia pun masih mengikuti semua proses hukum yang dilakukan  pihak penegak hukum.

"Kan ini masih ditangani, nunggu kabar lanjutan aja," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved