Opini

Sinergi Mahasiswa Kedokteran dengan Rumah Sakit: Edukasi Cegah Hipertensi dan Stroke

Bersama dengan pihak rumah sakit, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair, Surabaya, Jawa Timur melakukan edukasi terkait penyakit stroke dan hipertensi

|
Editor: Amalia Husnul A
HO/Dokumen Pribadi
EDUKASI KESEHATAN - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) melaksanakan edukasi soal hipertensi dan stroke. Edukasi ini merupakan sinergi antara mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair dengan RSUD R. Ali Manshur Jatirogo, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur (Jatim) 

Selain menyampaikan secara lisan, mahasiswa juga menyebarkan infografis berupa brosur yang berisi definisi, prevalensi, penyebab penyakit, gejala penyakit, dan cara pencegahan dari kedua penyakit tersebut.

Para pasien terlihat tampak antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh mahasiswa. 

Stroke adalah kondisi medis serius yang memerlukan perhatian segera.

Terdapat dua jenis stroke utama, yaitu hemoragik dan iskemik. 

Stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan perdarahan dan kerusakan jaringan otak.

Sementara itu, stroke iskemik disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak oleh gumpalan darah, yang menghentikan aliran darah ke otak.

Di Indonesia, 80 persen masyarakat tidak mengetahui gejala stroke, yang mengakibatkan penanganan terlambat.

Gejala stroke meliputi senyum tidak simetris, bicara pelo atau tidak nyambung, kelemahan pada anggota tubuh, serta kebas atau kesemutan.

Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan aktivitas fisik teratur, istirahat cukup, dan pemeriksaan kesehatan rutin.

Penyebab stroke antara lain konsumsi alkohol, merokok, dan penyakit jantung.

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat.

Pada tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34.1 persen.

Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah meliputi umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, sedangkan faktor risiko yang dapat diubah mencakup merokok, kurang makan buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, serta stres.

Gejala hipertensi antara lain sakit kepala, penglihatan kabur, mudah lelah, perasaan gelisah, mual dan muntah, serta irama jantung berdebar-debar.

Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan cara CERDIK, yaitu:

  • cek kesehatan secara rutin,
  • tidak merokok,
  • rajin berolahraga,
  • diet sehat,
  • istirahat cukup, dan
  • kelola stress.
Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Maraknya Fenomena Sound Horeg

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved