Opini

Sinergi Mahasiswa Kedokteran dengan Rumah Sakit: Edukasi Cegah Hipertensi dan Stroke

Bersama dengan pihak rumah sakit, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair, Surabaya, Jawa Timur melakukan edukasi terkait penyakit stroke dan hipertensi

|
Editor: Amalia Husnul A
HO/Dokumen Pribadi
EDUKASI KESEHATAN - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) melaksanakan edukasi soal hipertensi dan stroke. Edukasi ini merupakan sinergi antara mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair dengan RSUD R. Ali Manshur Jatirogo, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur (Jatim) 

Oleh: Muhammad Faruq Fajar

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya

Asal Balikpapan, Kalimantan Timur

TRIBUNKALTIM.CO - Berkolaborasi dengan RSUD R Ali Manshur Jatirogo, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.

Bersama dengan pihak rumah sakit, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair, Surabaya, Jawa Timur ini melakukan edukasi terkait penyakit stroke dan hipertensi

Kegiatan ini dilaksanakan 23 Mei 2025 di poli penyakit dalam RSUD R Ali Manshur Jatirogo

Tujuan edukasi penyakit stroke dan hipertensi ini untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pencegahan dan pengelolaan kesehatan secara efektif, yang sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan PBB nomor 3.

Baca juga: Kepala Pusing Usai Menyantap Daging Kambing? Bisa Jadi Hipertensi, Ini Cara Mencegah dan Mengobati

SDGs PBB nomor 3 adalah  memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia.

Alasan Hipertensi dan Stroke Jadi Tema Edukasi

Sebelum melaksanakan program ini, mahasiswa berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dalam menentukan materi yang harus disampaikan. 

Materi hipertensi dipilih karena mayoritas warga adalah penderita hipertensi.

Sedangkan stroke, banyak masyarakat indonesia belum mengetahui mengenai tanda-tanda penyakit ini.

Edukasi dimulai antara jam 08.00-12.00 saat ramai-ramainya pasien yang sedang menunggu antrean di poli penyakit dalam.

Poli penyakit dalam dipilih oleh mahasiswa sebagai tempat edukasi karena poli tersebut merupakan tempat teramai di rumah sakit.

Hal ini bertujuan agar edukasi tentang penyakit stroke dan hipertensi dapat menjangkau pasien yang lebih banyak dan memberikan pemahaman yang baik.

Pada saat menyampaikan edukasi, para pasien mendapat pemahaman mengenai stroke dan hipertensi.

Selain menyampaikan secara lisan, mahasiswa juga menyebarkan infografis berupa brosur yang berisi definisi, prevalensi, penyebab penyakit, gejala penyakit, dan cara pencegahan dari kedua penyakit tersebut.

Para pasien terlihat tampak antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh mahasiswa. 

Stroke adalah kondisi medis serius yang memerlukan perhatian segera.

Terdapat dua jenis stroke utama, yaitu hemoragik dan iskemik. 

Stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan perdarahan dan kerusakan jaringan otak.

Sementara itu, stroke iskemik disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak oleh gumpalan darah, yang menghentikan aliran darah ke otak.

Di Indonesia, 80 persen masyarakat tidak mengetahui gejala stroke, yang mengakibatkan penanganan terlambat.

Gejala stroke meliputi senyum tidak simetris, bicara pelo atau tidak nyambung, kelemahan pada anggota tubuh, serta kebas atau kesemutan.

Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan aktivitas fisik teratur, istirahat cukup, dan pemeriksaan kesehatan rutin.

Penyebab stroke antara lain konsumsi alkohol, merokok, dan penyakit jantung.

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat.

Pada tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34.1 persen.

Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah meliputi umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, sedangkan faktor risiko yang dapat diubah mencakup merokok, kurang makan buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, serta stres.

Gejala hipertensi antara lain sakit kepala, penglihatan kabur, mudah lelah, perasaan gelisah, mual dan muntah, serta irama jantung berdebar-debar.

Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan cara CERDIK, yaitu:

  • cek kesehatan secara rutin,
  • tidak merokok,
  • rajin berolahraga,
  • diet sehat,
  • istirahat cukup, dan
  • kelola stress.

Melalui program kolaborasi ini, mahasiswa berharap masyarakat dapat menentukan langkah yang tepat dalam menangani dan mencegah kedua penyakit tersebut.

Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan, kesehatan, dan kemitraan dapat bersatu untuk mencapai dampak positif yang lebih luas.

Dengan mengintegrasikan berbagai aspek dari SDGs, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup individu tetapi juga mendorong perubahan positif di masyarakat.

Ini adalah langkah signifikan menuju dunia yang lebih sehat dan berkelanjutan, sesuai dengan visi global yang tertuang dalam SDGs.

Apa itu SDGs?

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah 17 tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membangun dunia yang lebih adil, sehat, dan berkelanjutan hingga tahun 2030.

Berikut daftarnya:

  1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana pun
  2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan meningkatkan nutrisi
  3. Menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan semua usia
  4. Menjamin pendidikan inklusif dan berkualitas serta mendorong pembelajaran seumur hidup  
  5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan anak perempuan
  6. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan  
  7. Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern  
  8. Mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan layak  
  9. Membangun infrastruktur tahan banting dan mendorong industrialisasi inklusif serta inovasi  
  10. Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara
  11. Mewujudkan kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan
  12. Menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
  13. Mengatasi perubahan iklim dan dampaknya  
  14. Melestarikan dan menggunakan secara berkelanjutan sumber daya laut
  15. Melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan berkelanjutan ekosistem daratan  
  16. Mendorong masyarakat damai dan inklusif, serta akses keadilan untuk semua
  17. Memperkuat kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan 

Baca juga: 9 Manfaat Kesehatan dari Pola Makan Vegetarian, Dapat Mengurangi Risiko Stroke dan Obesitas

(*)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Maraknya Fenomena Sound Horeg

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved