Pembunuhan Sadis di Berau
Fakta-Fakta Pembunuhan Tragis Istri dan Anak di Berau: Hukuman Mati hingga Motif Misterius One Piece
Daftar fakta pembunuhan istri dan anak di Berau, Kalimantan Timur. Dari tuntutan hukuman mati hingga motif 'One Piece' bikin penasaran.
Penulis: Kun | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus pembunuhan brutal seorang ibu hamil dan dua anak balitanya di Kampung Punan Mahakam, Kabupaten Berau, mengguncang Kaltim.
Masyarakat menuntut hukuman maksimal, kepolisian masih mencari motif pelaku pembunuhan, yang tak lain merupakan suami dan ayah para korban.
Dari keterangan pelaku, saat ditanya motif pembunuhan, Julius (34) menyebut karena One Piece.
Tragedi ini bukan sekadar kriminal biasa, lantaran pelaku menghabisi istrinya yang tengah mengandung 6 bulan dan 2 anak kandungnya.
Berikut daftar fakta pembunuhan istri dan anak di Berau, Kalimantan Timur. Dari tuntutan hukuman mati hingga motif 'One Piece' yang bikin penasaran.
Baca juga: Pembunuhan Sadis Istri dan 2 Anak di Berau, Warga Minta Pelaku Dihukum Mati
Kondisi Korban Tragis
Istri Julius (hamil 6 bulan) dan dua anak balitanya (5 & 4 tahun) tewas mengenaskan di rumah mereka pada Minggu pagi (10/8) sekitar pukul 07.00 WITA.
Pelaku menggunakan parang untuk menghabisi nyawa keluarga.
Kedamaian pagi di Kampung Punan Mahakam, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur mendadak pecah oleh teriakan dan suara benturan keras.
Minggu (10/8/2025) sekitar pukul 07.00 Wita, warga di pedalaman Berau diguncang tragedi berdarah: seorang suami tega menghabisi nyawa istrinya yang tengah hamil 5 bulan dan dua anaknya yang masih balita.
Pelaku adalah pria bernama Julius (34) yang membunuh istri NO (32) yang tengah hamil 5 bulan dan dua balit yakni NJ (5) dan NS (4).
Dalam amukannya, Julias membunuh istrinya NO (32) dan bayi yang masih di dalam kandungan serta dua anak mereka, NJ (5) dan NS (4).
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Istri dan Anak di Berau tak Ada Indikasi Sakit Jiwa, Cek Keterangan Terbaru Polisi
Motif Julius tega melakukan perbuatan keji hingga menghilangkan nyawa istri yang hamil dan dua anaknya hingga kini belum terungkap.
Senin (11/8/2025), Kasi Humas Polres Berau, AKP Ngatijan, membenarkan kejadian tersebut.
“Saat ini masih dalam proses penyidikan. Pelaku sudah kami amankan,” ujarnya.
Menurut keterangan polisi, tragedi bermula ketika Pilipus, ayah dari NO, mendengar suara benturan keras dari arah rumah anaknya. Rumah mereka berdampingan, hanya dipisahkan dinding kayu.
Pilipus yang tengah tidur sontak terbangun dan berjalan cepat menuju sumber suara.
Begitu tiba, pemandangan mengerikan terpampang di hadapannya.
NJ ditemukan tak bernyawa di kamarnya.
NO terkapar di depan kamar mandi, tubuhnya berlumur darah dengan luka di perut dan kepala.
Sementara NS, putra bungsu, masih bernafas lemah dengan kondisi kritis.
Panik, Pilipus berteriak minta tolong.
Tetangga, Tri Bowo, segera datang, mengamankan Julius ke rumahnya, sementara warga lain mencoba menyelamatkan para korban.
Namun, takdir berkata lain. NJ meninggal di lokasi.
NO menghembuskan napas terakhir saat dibawa ke RSUD Abdul Rivai, Tanjung Redeb.
NS pun tak terselamatkan, meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas Tepian Buah.
Baca juga: Motif Pembunuh Istri dan 2 Anak di Berau, Sebut One Piece Berkali-kali, Polisi Dibuat Sakit Kepala
Reaksi Warga: Hukuman Mati
Camat Segah menyatakan bahwa warga setempat mendesak pelaku dihukum seberat-beratnya: seumur hidup atau hukuman mati.
Kasus pembunuhan istri dan dua anak oleh suami sendiri, di Kampung Punan Mahakam Kecamatan Segah mendapat kecaman dari masyarakat di kampung itu.
Bahkan, warga di sana meminta agar pelaku bisa dihukum seberat-beratnya.
Camat Segah, Noor Alam, menegaskan bahwa seluruh warga Kampung Punan Mahakam menginginkan keadilan ditegakkan setegas mungkin.
Baca juga: Pengakuan Tersangka Pembunuhan Istri dan 2 Anak di Berau, One Piece Jadi Alasan
"Mereka semua benar warga saya, warga Punan Mahakam. Harapannya bisa dihukum seumur hidup atau hukuman mati, Karena yang dilakukan itu sangat biadab. Hewan saja tidak sekejam itu. Ini harapan masyarakat,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Selasa (12/8/2025) melalui sambungan telepon.
Noor Alam mengaku langsung mendatangi lokasi kejadian begitu mendengar kabar duka tersebut. Ia turut mengawal proses evakuasi korban hingga ke RSUD Abdul Rivai.
"Saya sempat juga mendatangi sampai ke RSUD Abdul Rivai. Tapi ternyata semua korban sudah meninggal dunia saat perjalanan menuju puskesmas maupun rumah sakit," bebernya.
Pelaku Masih Dirawat & Diperiksa Kondisi Jiwa
Julius dirawat di ruang kejiwaan RSUD Abdul Rivai sejak dua hari lalu.
Kondisinya dinyatakan stabil dan bisa diajak bicara, namun pemeriksaan kejiwaan akan dilanjutkan setidaknya enam hari.
Dari pihak medis, Humas RSUD Abdul Rivai, Dani Apriat Maja, menjelaskan bahwa pelaku Julius telah dirawat di ruang Bougenville selama dua hari terakhir.
Saat ini, pihak rumah sakit masih menunggu hasil analisa tim dokter terkait kondisi kejiwaannya.
Baca juga: Pembunuhan Sadis di Berau, Kondisi Suami yang Bunuh Istri Hamil dan 2 Anak saat Dibawa dari Kampung
“Rencana memang akan dipulangkan ke Polres Berau, menunggu dari pihak kepolisian,” ungkapnya.
Menurut Dani, observasi kejiwaan diperlukan untuk memastikan kondisi mental pelaku.
Pemeriksaan tersebut biasanya membutuhkan waktu enam hari hingga satu minggu di ruang rawat inap kejiwaan, tergantung keputusan aparat penegak hukum.
“Secara jelas terkait kondisi keiwaan dan mentalnya dibutuhkan observasi diruang rawat inap kejiwaan selama kurang lebih enam hari hingga satu minggu lamanya,” tutupnya.
Motif Misterius: “One Piece”
Saat ditanya polisi mengenai motif pembunuhan, Julius hanya menyebut kata “One Piece” berulang kali — tidak jelas maksud atau kaitannya. Hal ini menambah kebingungan pihak berwajib dalam mengungkap motif sejati.
Motif pembunuh istri dan 2 anak di Berau, Kalimantan Timur masih jadi tanda tanya.
Diketahui, tersangka pembunuhan sadis di Berau itu menyebut 'One Piece' berkali-kali saat diamankan polisi.
Anggota polisi dibuat sakit kepala alias pusing saat tersangka menjawab One Piece saat ditanya alasan melakukan pembunuhan sadis terhadap istri dan 2 anak kandungnya.
Tersangka pembunuhan istri dan dua anak di Kampung Punan Mahakam, Berau, Kaltim bernama Julius (34) itu mengaku nekat menghabisi nyawa keluarganya karena masalah ‘One Piece’.
Namun tidak diketahui arti dari One Piece yang diucapkan oleh tersangka Julius.
Baca juga: Pengakuan Tersangka Pembunuhan Istri dan 2 Anak di Berau, One Piece Jadi Alasan
One Piece merupakan anime buah karya Eichiro Oda, komikus Jepang yang laris di Indonesia.
Simbol Jolly Roger dari One Piece belakangan viral, lantaran berkibar jelang peringatan HUTke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Bendera One Pice disebut-sebut mewakili kebebasan dan keberanian melawan ketidakadilan.
Banyak yang menilai pengibaran bendera ini sebagai sikap “cukup merdeka untuk berharap lebih baik”, bukan sekadar tren fandom
Nah pernyataan tersangka Julius terkait One Piece diketahui dari sebuah video yang direkam oleh petugas kepolisian yang mengamankan Julius usai melakukan aksi keji itu.
Dalam rekaman video yang diterima oleh Tribunkaltim.co, Julius sedang berada di dalam mobil. Dia terlihat duduk di kursi belakang dengan posisi tangan di belakang.
Di dalam mobil saat perjalanan menuju Polres Berau, Julius menjawab pertanyaan polisi dengan jawaban yang sulit dipahami. Dia mengaku melakukan semua perbuatan kejinya itu karena ‘One Piece’.
“Saya tidak memiliki syarat dalam kehidupan One Piece. Saya dimarahi One Piece. Iya (bunuh anak dan istri karena One Piece),” ucapnya kepada polisi.
Baca juga: Pembunuhan Sadis di Berau, Kondisi Suami yang Bunuh Istri Hamil dan 2 Anak saat Dibawa dari Kampung
Polisi mencoba memastikan jawaban Julius. Lagi-lagi Julius kembali menyinggung One Piece.
“Kalau saya tidak memenuhi maunya One Piece, ya seperti saya memberikan minuman di botol, akan habis,” ucapnya.
“Memang tak boleh One Piece, saya akui memang tak boleh One Piece,” katanya.
Pengakuan yang tak masuk akal itu membuat pihak kepolisian kesulitan mengorek motif sebenarnya di balik aksi keji tersebut.
“Selama di mobil dari lokasi kejadian menuju Polres Berau, jawabannya ngalor-ngidul, nyeleneh,” ujar Kapolsek Segah, Iptu Lisinius Pinem saat dikonfirmasi sebelumnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Berau, AKP Ngatijan, mengatakan bahwa untuk memastikan kondisi kejiwaannya, Julius sementara dirawat di RSUD Abdul Rivai.
“Pemeriksaan belum bisa dilanjutkan karena masih berada di poli kejiwaan,” tutupnya.
Baca juga: Saksi Ungkap Kejadian Pagi Berdarah di Berau, Suami Bunuh Istri yang Hamil 5 Bulan dan 2 Balita
Tidak Ada Indikasi KDRT Sebelumnya
Mertua pelaku menyatakan tidak pernah melihat tanda-tanda KDRT atau konflik serius. Korban dan pelaku dikenal sebagai keluarga harmonis sebelumnya.
Julius atau Pelaku Kasus Pembunuhan istri dan dua anak di Kampung Punan Mahakam Kecamatan Segah, diakui tidak pernah melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT.
Hal itu diterangkan Kapolsek Segah, Iptu Lisinius Pinem.
Walaupun penyidikan motif masih dilakukan lebih lanjut oleh pihak Polres Berau.
Pinem sebelumnya sempat bertanya kepada saksi, yakni Pilipus yang merupakan ayah korban, bahwa hubungan antara sang istri dan Julius selama berumah tangga tidak pernah ada indikasi KDRT.
“Kalau dari pengakuan mertua, hubungan mereka seperti rumah tangga biasa, tidak ada indikasi KDRT,” jelasnya kepada Tribun Kaltim, Senin (11/8).
Perlu diketahui, bahwa rumah Pilipus dan korban bersampingan.
Ia pun mengetahui anaknya dibunuh saat mendengar benturan keras dan menuju rumah sang anak, namun nyawa sang anak juga tidak tertolong beserta kedua cucunya.
Pinem juga menceritakan, menurut warga sekitar, juga tidak ada riwayat perkelahian yang besar ataupun prilaku kekerasan.
Adapun dijelaskan Pinem, pembunuhan tersebut hanya menggunakan parang.
“Saat kami bawa dari kampung menuju Polres Berau, bicaranya masih ngelantur, tidak bisa menjelaskan apa-apa.
Kalau sekarang semua dari polres Berau untuk lanjutan kasusnya,” tegasnya.
Kondisi kampung saat ini pun dikatakan Pinem juga telah kondusif.
Dan ketiga korban telah dikuburkan bersama Senin (11/8) malam.
“Malam ini sudah proses penguburan, kami kembali naik dari Tanjung Redeb ke Segah,” tutupnya.
Tak Ada Indikasi Sakit Jiwa?
Pelaku pembunuhan istri dan anak di Berau, Julius (34) tak ada indikasi sakit jiwa.
Cek keterangan terbaru polisi terkait kasus pembunuhan istri dan anak di Berau, Kalimantan Timur.
Kasi Humas Polres Berau AKP Ngatijan mengatakan saat ini Julius masih berada di poli kejiwaan di RSUD Abdul Rivai, Berau sejak kemarin.
Proses pemeriksaan Julius (34) yakni pelaku pembunuhan istri dan kedua anaknya belum bisa dilakukan lebih dalam.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pembunuhan Sadis di Berau Kaltim, Pria Bunuh Istri yang Hamil 6 Bulan dan 2 Anaknya
“Kalau dipemeriksaan awal, tidak ada indikasi sakit jiwa. Hasilnya tidak ada sakit kejiwaan. Tapi saat ini masih diperiksa,” ungkapnya kepada Tribunkaltim.co, Senin (11/8/2025).
Hingga saat ini, Julius masih berada di poli kejiwaan. Jika sudah dalam kondisi yang tenang, maka Polres Berau akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Kondisinya masih terguncang juga, jadi belum bisa diketahui bagaimana motif lengkapnya,” ungkapnya.
Ngatijan mengatakan, memang kejadian tersebut berlangsung saat subuh menjelang pagi hari.
Adapun ia mengonfirmasi bahwa benar sang istri yang menjadi korban saat itu juga tengah mengandung 5 bulan.
“Kami masih melakukan penyidikan lebih lanjut. Kasus ini tengah diproses,” tutupnya. (*)
Baca juga: Mertua Bongkar Kronologi Saat Istri dan Anak Masih Hidup Sebelum Dibunuh Suami di Segah Berau
Pengakuan Mertua
Julius, pelaku kasus pembunuhan istri dan dua anak di Kampung Punan Mahakam, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur diakui tidak pernah melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT.
Hal itu dijelaskan oleh Kapolsek Segah, Iptu Lisinius Pinem kepada TribunKaltim.co pada Senin (11/8/2025).
Walaupun penyidikan motif masih dilakukan lebih lanjut oleh pihak Polres Berau.
Pinem sebelumnya sempat bertanya kepada saksi, yakni Pilipus yang merupakan ayah korban, bahwa hubungan antara sang istri dan Julius selama berumah tangga tidak pernah ada indikasi KDRT.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pembunuhan Sadis di Berau Kaltim, Pria Bunuh Istri yang Hamil 6 Bulan dan 2 Anaknya
“Kalau dari pengakuan mertua, hubungan mereka seperti rumah tangga biasa, tidak ada indikasi KDRT,” ujarnya.
Perlu diketahui, bahwa rumah Pilipus dan korban bersampingan.
Ia pun mengetahui anaknya dibunuh saat mendengar benturan keras dan menuju rumah sang anak. Dan nyawa sang anak juga tidak tertolong beserta kedua cucunya.
Pinem juga menceritakan, menurut warga sekitar, juga tidak ada riwayat perkelahian yang besar ataupun prilaku kekerasan.
Adapun dijelaskan Pinem, pembunuhan tersebut hanya menggunakan parang.
“Saat kami bawa dari kampung menuju Polres Berau, bicaranya masih ngelantur, tidak bisa menjelaskan apa-apa. Kalau sekarang semua dari polres Berau untuk lanjutan kasusnya,” tegasnya.
Baca juga: Cerita Ketua RT soal Pembunuhan 2 Balita oleh Ayah Kandung di Samarinda
Kondisi kampung saat ini pun dikatakan Pinem juga telah kondusif. Dan ketiga korban telah dikuburkan bersama malam ini, Senin 11 Agustus 2025.
“Malam ini sdush proses penguburan, kami kembali naik dari Tanjung Redeb ke Segah,” tutupnya.
Sementara itu, dikonfirmasi kepada Polres Berau, Kasi Humas Polres Berau AKP Ngatijan menjelaskan motif masih dalam pemeriksaan.
Tentang Kampung Punan Mahakam dan Kabupaten Berau
Kabupaten Berau terletak di bagian paling utara Provinsi Kalimantan Timur dengan ibu kota, Tanjung Redeb.
Jarak darat Tanjung Redeb dari Kota Samarinda, ibu kota Kaltim adalah 506 km sedangkan jarak udara (garis lurus) sekitar 284 km.
Perjalanan darat dari Samarinda ke Tanjung Redeb sekitar 7-15 jam tergantung kondisi jalan dan moda transportasi.
Kecamatan Segah berada di bagian barat daya Kabupaten Berau.
Kecamatan Segah berjarak sekitar 86–88 km dari Tanjung Redeb
Waktu tempuh dari Tanjung Redeb ke Segah berkisar antara 4 jam tergantung kondisi jalan dan kendaraan.
Wilayah Kecamatan Segah dikenal sebagai daerah pedalaman yang masih didominasi oleh hutan tropis dan aktivitas perkebunan serta kehutanan.
Ibu kota kecamatannya adalah Tepian Buah.
Sementara Kampung Punan Mahakam berjarak sekitar 40-50 km dari Tepian Buah.
Waktu tempuh dari Tepian Buah ke Kampung Punan Mahakam sekitar 1,5–2 jam dengan kendaraan darat, melalui jalan tanah dan jalur perkebunan
Baca juga: Mertua Bongkar Kronologi Saat Istri dan Anak Masih Hidup Sebelum Dibunuh Suami di Segah Berau
(TribunKaltim.co/Renata Andini Pangesti)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.