Bukannya mendapat perlawanan, korban pukulan hanya memberikan ancaman dan meminta R menunggu di lokasi tersebut.
"Dia bilang, saya salah orang kalau main pukul dan langsung pergi. Begitu kembali, dia bawa sekitar lima orang dan mengeroyok saya," lanjutnya.
R lalu diseret ke tengah aspal, diminta tiarap dan diminta menengadah. Saat itu dia melihat pistol ditodongkan ke kepalanya dan dia akhirnya memilih pasrah.
Ia sangat terkejut karena ternyata orang yang dia pukul adalah aparat polisi.
"Kepala saya ditodong pistol dan digetok. Di situ saya tahu yang saya pukul ternyata polisi," kata dia.
Disekap dan dipukuli beramai-ramai sampai pagi
Penganiayaan yang diterima R tak berhenti sampai disana. ia dibawa menggunakan sepeda motor ke sebuah kostan yang ada di wilayah Pasar Baru Nunukan.
Di kostan tersebut, sudah ada beberapa orang teman pengeroyoknya.
Tak lama kemudian, datang beberapa orang lagi yang dikatakan R berasal dari asrama polisi.
Baca juga: Ditipu Calo, Ibu Asal Kalbar Jadi ART di Malaysia Tanpa Upah, Kini Kerja di Kebun Sawit di Nunukan
R tahu mereka dari asrama polisi karena ada teman yang ia kenal bernama S.
Terkejut melihat R menjadi korban pemukulan, S berusaha menengahi dan melerai.
Namun kelompok tersebut tetap tidak terima, sehingga sempat terjadi cekcok di kalangan mereka.
"Pintu dikunci, dan saya jadi bulan bulanan lebih dari sepuluh orang. Pukulan, tendangan saya terima.
Saya hanya bisa melindungi muka dengan kedua tangan sampai bengkak bengkak membiru.
Tidak ada artinya saya teriak minta ampun meski darah sudah keluar dari mulut dan hidung saat itu," lanjut R.