Pilpres 2024

Suara Anies Sempat Melonjak di Sirekap lalu Turun Lagi, Drone Emprit Beber Fakta Kejanggalan Sirekap

Editor: Amalia Husnul A
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SIREKAP KPU - Ilustrasi tangkapan layar Sirekap yang dipakai KPU di Pemilu 2024. Suara Anies sempat melonjak di Sirekap lalu turun lagi. Drone Emprit ungkap fakta kejanggalan Sirekap

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah kejanggalan Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap yang digunakan Komisi Pemilihan Umum dalam Pemilu 2024 dan Pilpres 2024 diungkap Drone Emprit.

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi menjelaskan sejumlah fakta kesalahan dan kelemahan Sirekap.

Salah satu yang disoroti dan ramai di X (dulu Twitter) adalah lonjakan suara Anies-Muhaimin yang sempat melonjak di Sirekap namun kembali turun.

Simak selengkapnya penjelasan Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit terkait Sirekap di artikel ini. 

Baca juga: Refly Harun Singgung 3 Juta Suara Anies-Muhaimin Hilang, Timnas AMIN Siap Buka-Bukaan Data Tabulasi

Baca juga: Perolehan Suara Anies-Cak Imin Naik di Hasil Real Count KPU Pilpres 2024 Terbaru KawalPemilu

Baca juga: KPU Minta Maaf Salah Konversi Data Formulir C1 ke Sirekap, Kami Masih Manusia Biasa

Ismail Fahmi mengatakan, salah satu kejanggalan yang viral di sosial media twitter adalah lonjakan suara yang dialami oleh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada Sirekap Kamis (15/2/2024) pukul 19.00 WIB.

Saat itu tertulis, Anies-Muhaimin mendapatkan suara 31,98 persen, sedangkan paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka meraih suara 51,63 persen, untuk paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendapat suara 16,4 persen.

Data itu kemudian berubah pukul 20.30 WIB, suara Anies-Muhaimin merosot dari 31,98 persen menjadi 25,43 persen.

"Kenapa, ternyata ada satu TPS di Lampung itu dikasih suara 3,5 juta.

Ini nggak tau kesalahan apa disengaja atau apa, tapi ini menimbulkan kehebohan kemarin viral," katanya dalam konferensi pers secara online, Sabtu (17/2/2024) seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Ismail Fahmi mengatakan, kesalahan Sirekap bukan hanya terjadi untuk suara paslon Anies-Muhaimin saja, tetapi juga terjadi pada paslon Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud.

Hal ini sebenarnya telah diprediksi oleh beberapa gerakan sipil untuk pengawalan pemilu, karena sistem Sirekap dinilai belum diuji untuk penyelenggaraan di tingkat.

"Pertama, kami diskusi dengan teman-teman Perludem, Elsam juga, mereka melihat Sirekap ini belum siap, belum dites luas sehingga ketika di rollout luar biasa banyak, banyak sekali masalah dan mereka sudah menduga itu terjadi," imbuh dia.

SIREKAP - Ilustrasi Sirekap. Suara Anies sempat melonjak di Sirekap lalu turun lagi. Drone Emprit ungkap fakta kejanggalan Sirekap. (KPU.go.id)

Suara yang masuk ke Sirekap, kata Ismail, memang tak digunakan untuk menentukan pemenang pilpres. 

Hasil resmi Pilpres 2024 nantinya tetap ditentukan lewat perhitungan suara berjenjang yang dilakukan KPU mulai dari tingkat TPS, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai tingkat nasional.

Baca juga: Mengenal Sirekap yang Digunakan KPU untuk Penghitungan Suara di Pemilu 2024, Pakai Teknologi Khusus

Meski demikian, Ismail menegaskan, Sirekap adalah satu-satunya cara publik bisa mengawasi secara langsung perhitungan suara yang dilakukan secara berjenjang itu.

Halaman
1234

Berita Terkini