Breaking News

Berita Bontang Terkini

Bontang Turunkan Stunting 17 Persen, Walikota Tegaskan Data Jadi Senjata Intervensi Gizi Terpadu

Pemkot Bontang sukses turunkan angka stunting hingga 17 persen berkat intervensi gizi berbasis data digital.

|
HO/Prokopim
TURUNKAN STUNTING - Walikota Bontang Neni Moerniaeni mengukur tinggi badan seorang anak saat meninjau pelaksanaan, operasi timbang serentak jilid II, di Posyandu Bontang Lestari, Selasa (4/11/2025). (HO/Prokopim) 

Ringkasan Berita:
  • Pemkot Bontang gunakan aplikasi e-PPGBM untuk pemantauan gizi dan intervensi stunting berbasis data.
  • Prevalensi stunting turun dari 19,6 persen menjadi 17 persen, ditargetkan di bawah 10 persen pada 2026.
  • Kolaborasi Posyandu, PKK, dan masyarakat jadi kunci keberhasilan program timbang serentak.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang terus memperkuat strategi penurunan angka stunting melalui pendekatan intervensi gizi berbasis data digital. 

Melalui pelaksanaan Operasi Timbang Serentak yang digelar secara berkala, Bontang berhasil menurunkan prevalensi stunting hingga 17 persen, menjadikannya kota dengan capaian tertinggi di Kalimantan Timur.

Keberhasilan ini tidak hanya diukur dari hasil penimbangan, tetapi juga dari sistem pemantauan dan evaluasi digital yang terintegrasi melalui aplikasi e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

Walikota Bontang Neni Moerniaeni menyebut pendekatan berbasis data membuat setiap intervensi gizi menjadi lebih tepat sasaran.

“Ketika kita menimbang balita serentak dan mencatatnya secara digital, kita tahu wilayah mana yang rawan, siapa saja yang butuh intervensi, dan bagaimana hasilnya setelah 60–90 hari. Itu kekuatan data,” ujar Neni, Rabu (5/11/2025).

Baca juga: Walikota Neni Instruksikan Jemput Bola, Targetkan Semua Balita Bontang Ikut Timbang Serentak

Berdasarkan hasil timbang serentak jilid pertama, prevalensi stunting di Bontang turun signifikan menjadi 17 persen dari sebelumnya 19,6 persen pada 2023.

Bahkan, setelah pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bergizi selama tiga bulan, angka indikasi stunting ditaksir turun hingga 12 persen.

Atas capaian ini, Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, kata Neni memberi apresiasi khusus kepada Pemkot Bontang dan meminta agar model intervensi berbasis data tersebut dijadikan percontohan bagi kabupaten atau kota lain di provinsi ini.

“Bapak Gubernur menyampaikan apresiasi karena Bontang satu-satunya kota di Kaltim yang berhasil menurunkan stunting hingga 17 persen. Beliau minta kita menyusun modelnya agar bisa ditiru daerah lain,” ungkap Neni.

Lebih lanjut, pelaksanaan timbang serentak jilid kedua dimulai pada 4–8 November 2025 di 124 Posyandu. 

Baca juga: Walikota Neni Moerniaeni Pantau Operasi Timbang Balita, Evaluasi Stunting Bontang Capai Kemajuan

Hingga hari pertama, tercatat 3.184 balita dari 9.674 sasaran telah ditimbang, atau 32,91 persen partisipasi. Dari jumlah itu, 609 balita atau 19,13 persen teridentifikasi mengalami kondisi pendek.

Secara wilayah, Gunung Elai mencatat capaian partisipasi tertinggi dengan 51,63 persen, disusul Bontang Kuala dan Berbas Pantai.

Sementara Bontang Lestari menjadi wilayah dengan persentase balita pendek tertinggi, mencapai 33,33 persen dari total yang ditimbang.

Walikota Neni Moerniaeni menjelaskan, data dari timbang serentak inilah yang menjadi dasar pengambilan keputusan untuk intervensi gizi berikutnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved