Berita Bontang Terkini

Bontang dan Jeju Bangun Model Nasional Zero Waste 2029, Dorong Kota Hijau Berbasis Teknologi

Bontang gandeng Jeju dan KOICA untuk wujudkan Zero Waste 2029 lewat proyek pengelolaan sampah senilai Rp155,9 miliar

TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
BANGUN ZERO WASTE - Kondisi Tempat Pengelolaan Akhir Sampah Bontang Lestari, saat tim Pemerintah Provinsi Jeju, KOICA, dan Kementerian Lingkungan Hidup RI datang meninjau, terkait program Zero Waste 2029, Selasa (4/11/2025). (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN) 

Ringkasan Berita:
  • Pemkot Bontang jalin kerja sama dengan Jeju, KOICA, dan KLHK untuk proyek pengelolaan sampah.
  • Proyek senilai Rp155,9 miliar bangun Rumah Bersih, biodigester, dan sistem daur ulang modern.
  • Teknologi Korea dorong energi bersih dan lapangan kerja baru di sektor lingkungan.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Pemerintah Kota Bontang memperkuat komitmen menuju Zero Waste 2029 melalui kerja sama strategis dengan Pemerintah Provinsi Jeju, Korea International Cooperation Agency (KOICA), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 

Kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam transformasi sistem pengelolaan sampah di kota yang dikenal sebagai “Kota Taman” tersebut.

Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, menyampaikan bahwa proyek hibah ini merupakan momentum berharga untuk membuktikan bahwa kota industri juga mampu tampil bersih, hijau, dan berkelanjutan.

“Kami ingin membuktikan bahwa kota industri juga bisa bersih, hijau, dan berkelanjutan. Kolaborasi dengan Jeju dan KOICA ini adalah bukti nyata dari komitmen itu,” ujar Neni Moerniaeni, Selasa (4/11/2025).

Melalui proyek hibah senilai Rp155,9 miliar, Bontang akan membangun 30 Rumah Bersih di empat kecamatan, fasilitas biodigester di TPA Bontang Lestari seluas 1,5 hektare, serta sistem pemilahan dan pengemasan daur ulang berbasis teknologi modern.

Baca juga: Bontang Diakui Dunia, Korea Selatan Hibahkan Rp150 Miliar untuk Lingkungan

Proyek ini juga akan melibatkan masyarakat melalui pelatihan dan kampanye pengelolaan sampah berkelanjutan.

Menurut Neni, sinergi tersebut sejalan dengan visi Kota Bontang 2025–2029 untuk menjadi kota industri dan jasa yang maju, sejahtera, dan berkelanjutan sebagai mitra Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Dengan teknologi biodigester, kami bisa mengubah sampah menjadi energi bersih. Ini bukan sekadar pengelolaan, tapi inovasi menuju energi ramah lingkungan,” katanya.

Selain memperkuat sistem pengelolaan sampah, teknologi yang diadopsi dari Korea juga diharapkan dapat memperpanjang usia TPA dan membuka lapangan kerja baru di sektor daur ulang.

Bontang sendiri sudah dikenal sebagai kota yang konsisten menjaga kualitas lingkungannya, dengan sembilan kali penghargaan Adipura dan tiga kali Adipura Kencana.

Baca juga: DPRD Kaltim Hadiri HUT ke-26 Bontang, Kompak Dukung Pembangunan Kota

Melalui proyek ini, Neni berharap Bontang dapat menjadi model nasional pengelolaan sampah terintegrasi.

“Kami ingin Bontang menjadi laboratorium inovasi lingkungan bagi Indonesia,” tuturnya.

Nilai hibah kerja sama ini mencapai USD 9,3 juta atau sekitar Rp155,9 miliar. Bantuan tersebut tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, melainkan dalam dukungan teknis, pelatihan, dan pembangunan infrastruktur pengelolaan limbah.

Ruang lingkup proyek mencakup pembangunan Rumah Bersih, fasilitas biodigester, pengembangan sistem daur ulang modern, serta edukasi publik tentang pentingnya pengelolaan sampah berkelanjutan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved