Berita Bontang Terkini

Walikota Neni Instruksikan Jemput Bola, Targetkan Semua Balita Bontang Ikut Timbang Serentak

Pemkot Bontang dorong percepatan timbang serentak balita demi data akurat dan penanganan stunting yang tepat sasaran

HO/Prokopim
TIMBANG BALITA BONTANG - Walikota Bontang Neni Moerniaeni menyapa anak-anak yang ditemui saat meninjau Operasi Timbang Serentak Balita Jilid II di Posyandu Bontang Lestari, Senin (4/11/2025). (HO/Prokopim). 

Ringkasan Berita:
  • Partisipasi timbang serentak balita di Bontang baru capai 32,91 persen dari 9.674 sasaran.
  • Walikota instruksikan jemput bola dan edukasi gizi untuk percepatan cakupan.
  • Program MBG diperkuat, data valid jadi dasar intervensi stunting jangka panjang.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Pemerintah Kota Bontang resmi memulai pelaksanaan Operasi Timbang Serentak Jilid II sebagai bagian dari strategi pengendalian stunting berbasis data. 

Kegiatan yang berlangsung sejak Senin (4/11/2025) ini menargetkan penimbangan terhadap 9.674 balita di seluruh kelurahan. Namun, pada hari pertama, partisipasi baru mencapai 32,91 persen.

Walikota Bontang Neni Moerniaeni, menegaskan pentingnya validitas data penimbangan untuk memastikan efektivitas intervensi gizi dalam menekan angka stunting.

Ia menginstruksikan seluruh kelurahan agar melakukan percepatan hingga mencapai 100 persen cakupan selama pelaksanaan timbang serentak 4–8 November mendatang.

“Kalau kita tunggu mereka datang, datanya tidak lengkap. Karena itu, petugas dan kader harus jemput bola. Data yang valid jadi dasar penting untuk menentukan kebijakan dan intervensi berikutnya,” kata Neni, Rabu (5/11/2025).

Baca juga: Walikota Neni Moerniaeni Pantau Operasi Timbang Balita, Evaluasi Stunting Bontang Capai Kemajuan

Dari data Dinas Kesehatan hasil timbang hari pertama, tercatat 3.184 balita telah ditimbang. Sebanyak 609 anak atau 19,13 persen di antaranya teridentifikasi mengalami kondisi pendek.

Beberapa kelurahan mencatat partisipasi tinggi, seperti Gunung Elai (51,63 persen), Bontang Kuala (46,51 persen), dan Berbas Pantai (43,05 persen).

Sementara capaian terendah tercatat di Satimpo (19,14 persen) dan Loktuan (17,83 persen).

Menurut Neni, ketimpangan capaian di tiap kelurahan harus segera diatasi dengan pendekatan langsung ke masyarakat. Ia menilai partisipasi aktif orang tua menjadi kunci keberhasilan program timbang serentak.

“Ini bukan sekadar menimbang berat badan, tapi bentuk evaluasi terhadap hasil intervensi gizi sejak program sebelumnya. Kita ingin tahu apakah bantuan makanan tambahan benar-benar berdampak,” ujarnya.

Baca juga: Kerjasama Bontang Jeju Korea Selatan Uji Penerapan Teknologi Biodigester

Ia menegaskan, pelaksanaan timbang serentak bukan hanya kegiatan rutin tahunan, tetapi juga bagian dari sistem pemantauan kesehatan berbasis data.

“Dari data ini kita tahu wilayah mana yang masih perlu perhatian khusus, termasuk intervensi untuk ibu hamil agar tidak muncul kasus baru,” tutur Neni.

Pemerintah Kota Bontang juga memperkuat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini menyasar ibu hamil dan balita sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting jangka panjang.

Selain itu, ia mengingatkan agar kader Posyandu tidak hanya fokus pada penimbangan, tetapi juga edukasi gizi, perilaku hidup bersih, dan pendampingan keluarga.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved