OPINI
Merdeka, tapi Masih Antre Beras
Di balik perayaan Hari Kemerdekaan, muncul pertanyaan ironis: apakah arti kemerdekaan yang sejati jika rakyat masih berjuang memenuhi kebutuhan.
Realitas ini semakin nyata ketika kita melihat kesulitan yang dihadapi masyarakat, kelangkaan beras yang terjadi di beberapa daerah, termasuk Balikpapan ini bukti bahwa sangat ironis, di negara yang dikenal sebagai lumbung pangan, rakyat harus berdesakan antre membeli beras murah.
Situasi ini tidak hanya disebabkan oleh kelangkaan, tetapi juga oleh ulah pihak-pihak yang mementingkan keuntungan pribadi, diperparah dengan lemahnya pengawasan dari pemerintah.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: apakah kemerdekaan hanya sebatas upacara tahunan dan simbol yang tegak?
Jika makna kemerdekaan hanya berhenti pada hal-hal tersebut, maka tugas kita sebagai bangsa belum selesai.
Kemerdekaan sejati seharusnya adalah sebuah janji akan kesejahteraan yang nyata.
Baca juga: Beras Premium Langka di Balikpapan, Distributor Minta HET Ditinjau Ulang, Harga Gabah Naik
Merdeka bukan hanya berarti bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga bebas dari rasa khawatir akan harga pangan, bebas dari beban biaya pendidikan yang tak terjangkau, dan bebas dari himpitan ekonomi yang mencekik.
Oleh karena itu, biarlah kibaran bendera Merah Putih di tiang bendera juga menjadi pengingat bagi kita semua.
Bahwa tugas kita sebagai bangsa adalah memastikan kemerdekaan hadir di setiap aspek kehidupan rakyat: di dapur yang tidak lagi kosong, di ruang kelas yang layak, dan di setiap denyut nadi kesejahteraan.
Kemerdekaan tidak boleh hanya menjadi cerita masa lalu, tetapi harus menjadi realitas masa kini bagi seluruh rakyat Indonesia.
Merdeka harus dimaknai dengan memberikan kesejahteraan dan layanan publik yang terbaik bagi masyarakat.
Jangan ada lagi antre BBM di Kota Minyak, antre beras di negara yang sudah menyatakan diri swa sembada pangan.
Selamat HUT ke-80 Kemerdekaan RI
Mari kita pekikan “Merdeka!” (*)
Ajaib, Defisit Anggaran Namun Duit Ratusan Miliar Justru Nganggur |
![]() |
---|
Kini Bertani Tak Lagi Manual: Inovasi UMY Bawa Digitalisasi ke Ladang, Aplikasi Bantu Kerja Petani |
![]() |
---|
Dinamika Pengaturan Tanah Telantar, Wajah Politik Kebijakan Pertanahan RI |
![]() |
---|
Bela Tanah Air di Bingkai Demokrasi : Klarifikasi Indoktrinasi di Pendidikan Kesadaran Bela Bangsa |
![]() |
---|
Belajar dari Kasus Bupati Pati: Perlunya Kepala Daerah Memahami Proses Pengambilan Kebijakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.