Berita Samarinda Terkini
Uang Palsu Resahkan Warga Samarinda, Penjual Ikan Sampai Bakar Upal karena Kesal
Seorang penjual ikan bernama Adrik mengaku sudah berkali-kali menjadi korban uang palsu dengan modus pembeli beri uang cepat saat pasar ramai.
Warna uang palsu seringkali terlihat lebih pucat, kusam, atau tidak tajam dibandingkan uang asli.
Tinta Luntur:
Tinta pada uang palsu mudah luntur atau pudar jika digosok kuat atau terkena air, karena menggunakan tinta dan kertas cetak biasa.
Benang Pengaman Datar:
Benang pengaman yang seharusnya timbul atau terlihat dianyam pada uang asli, pada uang palsu hanya berupa garis cetakan yang datar, atau terasa menyatu dengan kertas.
Tidak Ada Perubahan Warna:
Angka nominal atau perisai logo Bank Indonesia tidak menunjukkan perubahan warna saat uang dimiringkan (fitur colour shifting ink).
2. Diraba (Tekstur)
Terasa Halus/Licin:
Kertas uang palsu terasa licin, tipis, atau seperti kertas HVS biasa, karena tidak terbuat dari serat kapas.
Cetakan Tidak Timbul:
Bagian-bagian yang seharusnya terasa kasar dan menonjol (seperti gambar pahlawan, lambang Garuda, dan tulisan "BANK INDONESIA") terasa rata dan halus.
Kode Tunanetra Rata:
Garis-garis kecil (kode tunanetra/ blind code) di sisi kanan dan kiri uang tidak terasa timbul atau kasar saat diraba.
3. Diterawang (Cahaya)
Watermark Buram/Tidak Ada:
Tanda air (watermark) berupa gambar pahlawan tidak terlihat jelas, buram, atau hanya berupa cetakan di permukaan kertas (tidak menyatu).
Logo BI Tidak Utuh:
Gambar saling isi (rectoverso) berupa logo BI tidak terbentuk utuh dan simetris sempurna saat diterawang ke arah cahaya.
Tidak Menyala di Sinar UV:
Uang palsu tidak akan menyala atau berpendar jika disinari dengan lampu ultraviolet (UV), karena tidak memiliki fitur keamanan UV.
Sumber Data: Bank Indonesia
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251103_Uang-Palsu-di-Samarinda-Kaltim.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.